Lembaga Kesehatan Brasil, Anvisa mengizinkan uji klinis vaksin virus corona (Covid-19) buatan China, CoronaVac untuk dilanjutkan, Rabu (11/11) waktu setempat. Keputusan ini diambil setelah dua hari sebelumnya Anvisa menghentikan sementara uji klinis tahap tiga tersebut.
Melansir AFP, Kamis (12/11), Anvisa mengatakan telah menerima rincian lebih lanjut tentang "insiden merugikan" yang menyebabkan pihaknya menghentikan uji coba tahap akhir vaksin CoronaVac.
Pejabat kesehatan masyarakat mengatakan penghentian sementara vaksinasi tersebut bukan karena kematian salah satu sukarelawan, yang diselidiki polisi sebagai bunuh diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Jair Bolsonaro, yang mengkritik CoronaVac telah mengklaim keputusan penghentian sementara kemarin itu sebagai kemenangan. Bolsonaro sendiri telah mendukung vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris dan perusahaan farmasi Inggris-Swedia, AstraZeneca.
Bolsonaro yang kerap mengkritik vaksin asal China itu telah mengklaim keputusannya itu benar.
"Menorehkan kemenangan lain untuk Jair Bolsonaro," tulisnya Selasa di Facebook.
Calon vaksin Covid-19 sedang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi China, Sinovac dan di Brasil. Jika berhasil, sebagian besar vaksin itu akan diproduksi dengan lisensi oleh Butantan Institute yang dikelola negara bagian Sao Paulo.
Butantan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka terkejut dengan keputusan Anvisa. Uji klinis vaksin CoronaVac menjadi kontroversi di Negeri Samba karena Bolsonaro meragukan kemanjurannya.
Pernyataan Bolsonaro secara terbuka menolak kehadiran vaksin CoronaVac di negaranya pada Oktober lalu yang kemudian membuat bingung masyarakat dan lembaga negara. Dia mengatakan penduduk Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan vaksin China.
Ucapan Bolsonaro tersebut menyusul informasi bahwa Menteri Kesehatan Brasil, Eduardo Pazuello, setuju untuk membeli vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh Butantan.
Bolsonaro kerap melontarkan pernyataan ketidakpercayaannya terhadap China, terutama saat berkampanye pada 2018 silam, meskipun kini sikapnya agak melunak setelah menjabat.
(afp/fra)