Diminta Isolasi Mandiri, PM Inggris Sebut Kebal Covid-19

CNN Indonesia
Selasa, 17 Nov 2020 15:58 WIB
PM Inggris, Boris Johnson, mengklaim kebal Covid-19 setelah diminta isolasi mandiri usai bertemu seorang anggota parlemen yang positif virus corona.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Dia mengklaim kebal Covid-19 setelah diminta isolasi mandiri usai bertemu seorang anggota parlemen yang positif virus corona. (AP Photo/Matt Dunham)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengklaim sudah kebal terhadap Covid-19, setelah kembali melakukan isolasi mandiri usai salah satu anggota parlemennya dinyatakan positif terpapar virus corona.

"Tidak masalah karena saya (merasa) bugar, merasa senang... bahwa saya pernah mengidap penyakit ini dan saya penuh dengan antibodi," kata Boris dalam video di Twitter-nya.

"Kami harus menghentikan penyebaran penyakit dan salah satu cara yang dapat kami lakukan sekarang adalah dengan mengisolasi diri selama 14 hari," tambah Boris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boris diminta melakukan isolasi mandiri oleh lembaga tes Inggris, setelah anggota parlemen dari Partai Konservatif, Lee Anderson, yang sempat ditemuinya dinyatakan positif Covid-19.

Boris mengatakan bahwa dia akan memimpin penanganan Covid-19 dari kediaman perdana menteri di Downing Street.

Dilansir AFP, Selasa (17/11), Boris sempat dirawat intensif selama tiga hari setelah tertular Covid-19 awal tahun ini. Kali ini, dia mengatakan dirinya tidak mengalami gejala apa pun.

Boris mengatakan kondisinya sempat memburuk saat terinfeksi virus corona karena kelebihan berat badan (obesitas). Akibat sakit, dia kehilangan berat badan sebanyak 12 kilogram.

"Saya akan melanjutkan diet itu, karena Anda harus mencari pahlawan di dalam diri Anda, dengan harapan individu itu jauh lebih ramping," candanya bulan lalu.

Inggris merupakan negara terparah di Eropa yang mencatat lebih dari 50 ribu kematian akibat virus corona, dari sekitar 1,2 juta kasus positif. Namun, Boris meyakini bisa melawan penyebaran virus itu dalam bentuk pengujian massal dan calon vaksin potensial yang diperkirakan tersedia paling awal sebelum akhir Desember.

Pemerintah Inggris pada Senin kemarin menyatakan bahwa kapasitas pengujian harian ditetapkan lebih dari dua kali lipat di awal tahun depan, dengan pembukaan dua laboratorium besar baru yang sanggup memproses hingga 600 ribu sampel dalam sehari.

Menteri Kesehatan dan Sosial Inggris, Matthew John David Hancock, juga mengkritik kelompok-kelompok yang menentang penggunaan vaksin.

"Kami tidak mengusulkan, dan mengizinkan vaksin di negara ini, kecuali jika memenuhi beberapa persyaratan keamanan paling ketat di dunia," ujarnya.

"Mendapatkan vaksin, entah itu untuk flu atau mudah-mudahan untuk virus corona adalah sesuatu yang tidak hanya melindungi Anda, tapi juga melindungi orang-orang di sekitar Anda. Jadi itu langkah yang sangat penting," tambahnya.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER