Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan baik dirinya maupun pemimpin oposisi Anwar Ibrahim tidak dapat mengumpulkan cukup suara untuk menjadi PM.
Selain itu, pengunduran dirinya sebagai PM pada 24 Februari lalu juga tidak ada hubungannya dengan Pakatan Harapan yang menginginkan Anwar Ibrahim untuk mengambil alih kekuasaan. Mahathir mengaku mundur karena telah kehilangan kepercayaan dari partai.
Diketahui ada opini berkembang bahwa Mahathir disebut orang yang menghalangi langkah Anwar Ibrahim untuk menjadi perdana menteri.
Dalam postingan di blog pada Sabtu, (21/11), Mahathir menuturkan ketika Partai Pribumi Bersatu Malaysia melawannya pada 23 Februari dan meninggalkan koalisi Pakatan Harapan, maka secara otomatis pemerintah juga jatuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 23 Februari, saya memberi tahu presiden Bersatu Muhyiddin Yassin bahwa ide Bersatu untuk meninggalkan Pakatan harus ditunda karena Pakatan masih mendukung saya," ujarnya seperti dikutip dari Straits Times.
"Ketika Majelis Tertinggi Bersatu bertemu setelah pertemuan saya dengan Muhyiddin dan teman-temannya, saya memohon agar mereka menunda meninggalkan Pakatan. Saya menyarankan agar kami menunggu dan melihat reaksi Pakatan. (Tapi) Majelis tertinggi menolak saran saya dan setuju bahwa Bersatu akan segera meninggalkan Pakatan," ujarnya.
"Bagi saya, ini adalah keputusan terakhir. Artinya, kepercayaan kepada saya sebagai ketua sudah tidak ada lagi. Ini juga berarti Bersatu telah meninggalkan Pakatan dan pemerintahan jatuh. Hilangnya kepercayaan pada saya membuat saya tidak bisa lagi menjadi ketua Bersatu. Jika saya bukan lagi ketua Bersatu dan Pakatan bukan pemerintah, saya juga tidak akan menjadi perdana menteri lagi," kata dia.
Kemudian malam itu, Muhyiddin bergabung dengan pimpinan PAS dan Umno di Hotel Sheraton di Petaling Jaya. Kehadirannya bersama musuh Pakatan menunjukkan bahwa pembentukan pemerintahan Perikatan Nasional sudah menjadi kenyataan.
"Meski ada rumor bahwa saya akan diterima oleh partai Mufakat Nasional (Umno dan PAS) dan Bersatu sebagai perdana menteri, saya tidak bisa menerima para pejabat Umno sebagai bagian dari pemerintahan yang akan saya pimpin," kata Mahathir.
Dia juga mengatakan ketika pemungutan suara dilakukan, dia hanya berhasil mengumpulkan dukungan dari 66 anggota parlemen.
Beberapa waktu lalu Anwar Ibrahim mengklaim mendapat dukungan mayoritas dari parlemen untuk membentuk pemerintahan baru dan menjadi perdana menteri. Menurut dia, PM Malaysia saat ini, Muhyiddin Yassin, sudah kehilangan dukungan mayoritas dari parlemen dan patut mengundurkan diri dan membubarkan kabinet.