KILAS INTERNASIONAL

Singapura Nyaris Bebas Corona sampai Rumah Masa Kecil Yesus

CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2020 06:52 WIB
Singapura hampir bebas dari virus corona sampai arkeolog klaim temukan rumah masa kecil Yesus.
Para pekerja migran di asrama khusus di Singapura. (Roslan RAHMAN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbagai peristiwa menarik terjadi di berbagai belahan dunia pada Rabu (25/11). Mulai dari Singapura hampir bebas dari virus corona sampai arkeolog klaim temukan rumah masa kecil Yesus. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.


1. Singapura Hampir Bebas Covid Usai Dua Pekan Nihil Kasus Lokal

Singapura melaporkan nol kasus penularan lokal virus corona selama 15 hari terakhir dan hanya mencatat tujuh kasus Covid-19 impor pada Rabu (25/11) siang.

Kementerian Kesehatan Singapura menuturkan tujuh orang tersebut telah diinstruksikan untuk mengisolasi diri di rumah setibanya di Singapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Terhitung) mulai 25 November 2020, pukul 12.00, kami telah mengonfirmasi sebelumnya bahwa tidak ada kasus infeksi baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal," cuit Kemenkes Singapura di Twitter, Rabu (25/11).

Singapura juga melaporkan tidak ada penambahan kasus baru baik di penduduk setempat maupun di asrama pekerja selama 15 hari berturut-turut.

Ini adalah rentang waktu terlama bagi Singapura dengan tidak melaporkan kasus lokal sama sekali sejak virus tersebut dikonfirmasi pertama kali di sana pada 23 Januari.

Dilansir Straits Times, kasus baru yang dilaporkan pada Rabu menjadikan total kasus virus corona di Singapura mencapai 58.190.

Pada Selasa kemarin, Singapura mengumumkan 18 kasus baru virus corona yang semuanya adalah kasus impor, termasuk 13 orang ART asing. Dari jumlah tersebut, dua orang warga Singapura baru pulang dari Belanda dan Indonesia.

Kasus lainnya adalah laki-laki (37) pemegang izin kerja dan perempuan (35) pemegang izin tanggungan, keduanya datang dari Pakistan. Kemudian kasus lainnya yakni laki-laki (47) pemegang izin kunjungan jangka pendek yang datang dari Filipina.

[Gambas:Video CNN]


2. China Kritik Komentar Paus Fransiskus soal Muslim Uighur

China mengkritik komentar Paus Fransiskus mengenai muslim etnis minoritas Uighur dalam buku terbarunya, "Let Us Dream: The Path to A Better Future" yang diterbitkan pada Senin (23/11).

Dalam bukunya, Paus Fransiskus menyebut jika muslim Uighur masuk dalam daftar orang-orang yang teraniaya di dunia. Untuk pertama kalinya Paus secara terbuka mengemukakan pendapat atas dugaan tindak pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, China.

Juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian mengatakan jika pernyataan Paus 'tidak memiliki dasar faktual'.

"Orang-orang dari semua kelompok etnis menikmati hak penuh untuk bertahan hidup, berkembang, dan kebebasan berkeyakinan," kata Zhao dalam konferensi pers harian seperti mengutip Associated Press.

Zhao tidak secara gamblang menyebutkan kamp untuk lebih dari 1 juta etnis Uighur dan anggota kelompok minoritas muslim China lainnya yang hidup di dalam kamp konsentrasi.

"Ada 56 kelompok etnis di China, dan kelompok etnis Uighur adalah anggota yang setara dengan keluarga besar bangsa China. Pemerintah China selalu memperlakukan (semua) kelompok minoritas secara setara dan melindungi hak dan kepentingan mereka yang sah," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]


3. Arkeolog Inggris Klaim Temukan Rumah Masa Kecil Yesus

Seorang pakar arkeologi dan sejarah Universitas Reading, Inggris, Prof. Ken Dark, meyakini berhasil menemukan rumah masa kecil Yesus di Kota Nazareth, Tepi Barat.

Seperti dilansir RT, Rabu (25/11), Dark mengatakan sudah meneliti rumah kuno itu selama 14 tahun.

Bangunan itu diperkirakan dibangun pada abad pertama Masehi, yang saat ini berada tepat di bawah Biara Saudari Nazareth.

Pada 1930-an, bangunan itu memang diyakini sebagai tempat tinggal Yesus bersama Yusuf dan Bunda Maria. Akan tetapi, teori itu dipatahkan dan sejak itu klaim tersebut tidak pernah diakui secara ilmiah.

Dark meyakini bangunan itu adalah tempat tinggal Yesus di masa kecil dari hasil penelitiannya tentang bentuk bangunan.

Rumah itu, kata Dark, mencerminkan strata sosial masyarakat biasa dengan tangga yang dipahat dari batu, ruangan yang terbatas, dan teras serta bentuk atap yang sederhana.

"Tidak ada yang janggal dari bangunan itu. Bangunan itu tidak jelek, tetapi juga tidak menunjukkan tanda-tanda bangunan itu milik orang berada. Sangat biasa," ujar Dark.

"Jika ini adalah lingkungan masa kecil Yesus, maka tidak ada alasan untuk percaya bahwa beliau dibesarkan di tempat lain selain rumah pedesaan Galilea yang sangat khas pada masanya," ujar Dark.

Dark menyatakan dia juga meneliti kualitas bangunan itu. Menurut dia, orang yang membangun sangat piawai mengolah dan menyusun batu untuk membangun rumah.

[Gambas:Video CNN]

(ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER