Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan tengah mempertimbangkan rencana untuk mengadakan kampanye pencalonannya sebagai presiden 2024. Trump disebut berencana menggelar 'hajat' bertepatan dengan hari pelantikan presiden terpilih Joe Biden pada 21 Januari 2021.
Sumber yang mengetahui pembicaraan tentang kemungkinan pencalonan Trump pada 2024. Trump dikabarkan sedang menyusun strategi untuk tetap relevan bahkan setelah dia mundur dari kursi kepresidenan. Pembicaraan berkisar pada pencalonan ulang Trump setelah masa jabatan pertama Biden hampir berakhir.
Menurut Profesor Hukum University of Richmond, Carl Tobias, ini akan menjadi keputusan yang "belum pernah terjadi sebelumnya" untuk menjadi tuan rumah acara kampanye pada hari pelantikan presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak seorang pun yang kalah dalam persaingan untuk menjadi Presiden yang pernah mengumumkan niat untuk mencalonkan diri empat tahun kemudian di hari (ketika) pemenang dilantik," kata Tobias kepada Business Insider dalam pernyataan yang dikirim melalui surel.
Mengutip The Daily Beast, awal November Trump mengungkapkan kemungkinan pencalonannya kembali dalam pilpres 2024. Kepada para pembantunya di Gedung Putih ia mengatakan mungkin akan mengumumkan pencalonannya segera pada akhir Desember.
Dilansir Business Insider, Sabtu (28/11), upaya tersebut merupakan simbol dari serangkaian upaya Trump untuk terus menggagalkan kepemimpinan Biden.
Biden unggul dalam perolehan suara elektoral dari Trump. Namun ia berulang kali menolak mengakui kekalahannya. Kendati dalam salah satu cuitannya, Trump tampak mengakui hasil perhitungan suara kendati ia kemudian menarik kembali komentarnya.
"Saya tidak mengakui apa pun," tulisnya saat itu.
Orang-orang yang dekat dengan Trump, termasuk Wakil Presiden Mike Pence turut ikut mendukung klaim Trump bahwa pemerintahan mereka akan berlanjut untuk periode berikutnya. Sementara lingkungan terdekat Trump lainnya seperti putrinya Ivanka dan sang istri Melania telah mendesak Trump untuk menerima hasil pilpres.
Trump sendiri telah melancarkan serangkaian serangan hukum untuk membatalkan hasil pilpres. Tapi sejauh ini, dia tidak memenangkan satu pun dari tuntutan hukum tersebut.
Beberapa hari yang lalu Administrasi Layanan Umum (GSA) telah mengizinkan dimulainya proses transisi formal. Menyusul pengumuman GSA, Trump mengatakan dirinya telah memberi wewenang kepada administrator Emily Murphy untuk memulai transisi ke kepresidenan Biden.
"Kasus kami masih sangat berlanjut, kami akan terus berjuang dengan baik, dan saya yakin kami akan menang. Namun demikian, demi kepentingan terbaik Negara kita, saya merekomendasikan agar Emily dan timnya melakukan apa yang perlu dilakukan sehubungan dengan protokol awal, dan telah memberi tahu tim saya untuk melakukan hal yang sama," cuit Trump.
Di sisi lain, Biden mengaku belum mendengar kabar tersebut dari Trump. Biden mengaku sudah mulai menerima detail dan informasi dari pejabat keamanan nasional dan anggota satuan tugas Covid-19.
"Saya yakin bahwa kepala stafnya dan kepala staf saya telah berbicara, tapi tidak, saya belum mendengar apa pun dari Presiden Trump," kata Biden.
(ans/evn)