Salah satu penasihat penanggulangan pandemi virus corona penyebab Covid-19 di Amerika Serikat (AS) yang menjadi favorit Presiden Donald Trump mengundurkan diri.
Scott Atlas, penasihat penanggulangan Covid-19 disebut kerap memicu kontroversi soal komentar terkait penggunaan masker dan masalah lainnya, seperti dilaporkan media AS Senin.
Fox News memperoleh surat pengunduran diri tertanggal 1 Desember untuk Scott Atlas, yang tidak memiliki pengalaman atau kualifikasi yang relevan dalam kesehatan masyarakat atau penyakit menular. Kontrak Atlas disebut sudah ditetapkan berakhir akhir pekan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menulis untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai penasihat khusus presiden Amerika Serikat," kata Atlas dalam surat pengunduran dirinya, seperti dikutip AFP.
Dalam surat itu, ia berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Trump dan berharap yang terbaik untuk pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden.
"Saya bekerja keras yang berfokus untuk menyelamatkan nyawa dan membantu orang Amerika melalui pandemi ini," tuturnya.
Lihat juga:Trump Tinggalkan KTT G20 dan Pilih Main Golf |
Ia pun menambahkan kalau dia, "selalu mengandalkan sains dan bukti terbaru, tanpa pertimbangan atau pengaruh politik apa pun."
Pengunduran diri Atlas seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 secara nasional di AS.
Lataran kerap melontarkan kontroversial, kompetensi Atlas kerap dipertanyakan oleh komunitas ilmiah dan kesehatan masyarakat.
Pada bulan Oktober, dia sempat mencuit, "masker berfungsi? TIDAK."
Padahal, banyak bukti ilmiah yang membuktikan manfaat memakai masker. Twitter lantas melabeli cuitan itu sebagai informasi yang salah (misinformasi).
Dalam wawancara dengan saluran televisi Rusia milik negara, ia meremehkan tingkat keparahan penyebaran virus corona di AS.
Pada November, dia mendesak orang-orang di Michigan untuk "bangkit" melawan lockdown, tindakan yang dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Pernyataan ini dilontarkan, alih-alih ia terlibat dalam upaya semua tangan untuk mengalahkan pandemi meski menduduki jabatan sebagai penasihat penanganan pandemi.
Hingga Senin malam, AS telah mencatat 13.522.247 kasus virus korona dan 267.844 kematian, keduanya sejauh ini merupakan korban terburuk di dunia.
(eks)