Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas kematian jurnalis dan aktivis perempuan Afghanistan, Malalai Maiwand.
Jurnalis yang juga aktif mengadvokasi isu hak-hak perempuan itu tewas ditembak mati dalam sebuah serangan pada Kamis (10/12) di Provinsi Nangarhar.
Seperti dikutip dari AFP, dalam pernyataan di saluran resminya di Telegram, ISIS mengatakan Maiwand menjadi target karena dia "setia kepada rezim Afghanistan yang murtad".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ISIS selama ini telah mengklaim sejumlah serangan mematikan di Provinsi Nangarhar. Meski kelompok Taliban juga beroperasi di wilayah itu.
Kamis malam, otoritas Afghanistan mengatakan badan intelijen negara telah menangkap orang yang terlibat dalam pembunuhan Maiwand.
"Mereka yang ditangkap juga telah mengakui bahwa mereka menyerangnya," tulis Gubernur Nangarhar Ziaulhaq Amarkhil di halaman Facebook.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian mengatakan dua orang telah ditangkap.
Pembunuhan Maiwand memicu reaksi keras dari para pejabat Afghanistan.
"Siapa yang punya masalah dengan wanita yang bekerja untuk masyarakat Afghanistan?" kata Wakil Juru Bicara Presiden Fatima Murchal lewat Twitter.
"Para pelaku pengecut ini tidak akan dimaafkan, bahkan setelah perdamaian."
Maiwand merupakan presenter Enikass TV. Wanita berusia 20-an tahun itu diserang dalam perjalanan menuju tempat kerja bersama sopirnya, Mohammad Tahir di Kota Timur Jalalabad.
Wanita itu sebelumnya berbicara tentang kesulitan menjadi reporter perempuan di bawah sistem patriarki ultra-konservatif Afghanistan.
Pembunuhan Maiwand terjadi selang beberapa pekan setelah reporter Radio Liberty Aliyas Dayee tewas dalam serangan bom mobil di Lashkar Gah.
Organisasi HAM Human Right Watch mengungkapkan Dayee sebelumnya mendapat ancaman dari kelompok Taliban.
(dea)