Intelijen Belanda Bongkar Operasi Mata-mata Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2020 21:05 WIB
Badan Intelijen Belanda membongkar operasi dua mata-mata Rusia yang mencoba mencuri rahasia di bidang iptek.
Ilustrasi mata-mata. Badan Intelijen Belanda membongkar operasi dua mata-mata Rusia yang mencoba mencuri rahasia di bidang iptek. (Istockphoto/wragg)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Intelijen Belanda (AIVD) menyatakan berhasil membongkar operasi dua mata-mata dari Rusia, yang mencoba mencuri rahasia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Negeri Kincir Angin itu.

Dilansir Associated Press, Jumat (11/12), AIVD menyatakan dua agen mata-mata Rusia itu disebut memiliki kedok sebagai diplomat di kedutaan besar dan mempunyai surat penugasan. Kementerian Luar Negeri Belanda menyatakan keduanya sebagai persona non grata, dan harus segera pergi dari negara itu.

"Kami melindungi kepentingan strategis negara kami dengan menggunakan intelijen dan menggunakannya untuk mengungkap aksi spionase. Dengan cara itu kami bisa membongkar aksi spionase seperti yang kami lakukan saat ini," kata Direktur Jenderal AIVD, Erik Akerboom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut AIVD, salah satu mata-mata Rusia yang tergolong senior itu hendak memperoleh data tentang penelitian kecerdasan buatan, serta teknologi semikonduktor dan teknologi nano.

"Teknologi ini berguna untuk keperluan sipil dan militer, termasuk untuk sistem persenjataan," tulis pernyataan AIVD.

AIVD menyatakan kedua telik sandi itu bekerja sebagai agen Badan Intelijen Sipil Rusia (SVR). Salah satu dari mereka bertugas untuk menjalin kontak dengan para petinggi perusahaan teknologi di Belanda, sementara lainnya bertugas membantu operasi itu.

"Beberapa dari para individu itu memberikan informasi dan menerima uang dari agen intelijen tersebut sebagai imbalannya," lanjut AIVD.

Kedutaan Besar Rusia di Den Haag saat ini belum memberikan komentar terkait hal itu.

Hubungan diplomatik Belanda dan Rusia memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Salah sat pemicunya adalah penyelidikan terhadap pesawat maskapai Malaysia Airlines Penerbangan 17 yang ditembak jatuh pada 2014 saat tidak sengaja melintasi wilayah timur Ukraina yang sedang dilanda pemberontakan.

Penyelidik Belanda menyatakan Rusia bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat yang terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur.

Para penyelidik Belanda menyatakan pesawat itu ditembak dengan rudal Buk, yang dibawa ke Ukraina dari pangkalan militer Rusia.

Sampai saat ini Rusia membantah tuduhan itu.

Dua tahun lalu, pemerintah Belanda menuduh agen intelijen militer Rusia melakukan serangan siber yang menargetkan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), serta hendak mencuri hasil penyelidikan insiden Malaysia Airlines.

(ap/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER