Tim Ahli WHO ke China Januari untuk Selidiki Asal Mula Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengirim tim ahli internasional untuk menyelidiki awal mula munculnya virus corona di China.

Tim tersebut rencananya akan berangkat Januari mendatang.

"Saya memastikan bahwa ini akan berlangsung pada Januari," kata Juru Bicara WHO Hedinn Halldorsson kepada AFP, Rabu (16/12).

Virus corona pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China, sekitar Desember 2019. Sejak itu, virus corona menyebar ke negara lain di dunia.

Selama ini, China kerap dituduh tidak transparan lantaran tak secara detail dan terbuka menjelaskan asal mula muncul kasus virus corona.

Pemerintahan Presiden Xi Jinping selama ini juga menganggap virus tersebut muncul dari sebuah pasar tradisional di Wuhan yang menjual hewan liar untuk dikonsumsi tanpa penyelidikan lebih lanjut.

Setahun setelah pandemi menghantam dunia, pertanyaan tentang dari mana virus itu berasal dan bagaimana pertama kali menular ke manusia tetap menjadi misteri.

WHO telah berbulan-bulan bekerja untuk mengirim tim yang terdiri dari 10 pakar internasional, termasuk ahli epidemiologi dan spesialis kesehatan hewan, ke China, tempat virus pertama kali muncul.

Badan kesehatan PBB itu telah mengirim tim pendahulu ke Beijing pada Juli lalu untuk meletakkan dasar bagi penyelidikan internasional.

Tetapi hingga saat ini masih belum jelas kapan tim ilmuwan yang lebih besar dapat diberangkatkan ke China untuk memulai studi epidemiologi guna mengidentifikasi kasus manusia pertama dan sumber infeksi mereka.

Para ilmuwan awalnya meyakini virus itu berasal dari hewan di pasar Wuhan yang menularkan kepada manusia. Tetapi para ahli sekarang berpikir pasar mungkin bukan asal wabah.

Secara luas diasumsikan bahwa virus awalnya berasal dari kelelawar, tetapi inang hewan perantara yang menularkannya antara kelelawar dan manusia tetap tidak diketahui.

Virus corona telah menyebar ke berbagai negara dan menginfeksi 74 juta orang di seluruh dunia. Hingga Kamis (17/12) tercatat 1,6 juta jiwa meninggal akibat Covid-19.