Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan meminta maaf setelah seorang penderita Covid-19 meninggal ketika menunggu ketersediaan tempat tidur rumah sakit.
Korea Selatan saat ini kekurangan tempat tidur yang khusus digunakan untuk merawat pasien Covid-19 akibat lonjakan kasus.
Pria berusia sekitar 60 tahun itu dinyatakan terinfeksi virus corona pada 12 Desember setelah sang istri positif sehari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor distrik Dongdaemun mengatakan pria lanjut usia itu mengalami gejala ringan, termasuk tenggorokan gatal.
"Kota Seoul menyampaikan belasungkawa kepada pasien yang meninggal saat menunggu ranjang rumah sakit," kata pemerintah kota dalam siaran pers Kamis malam (17/12). "Kami merasa sangat bertanggung jawab."
Kantor distrik Dongdaemun mengatakan akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan insiden seperti ini tidak terjadi lagi.
"Sejak awal Desember karena lonjakan pasien dan kelebihan beban sistem administrasi/medis, ada kesulitan dalam alokasi tempat tidur di dalam tim," bunyi pernyataan itu.
Menurut pernyataan tersebut, pria itu tidak mendapat prioritas karena hanya mengalami gejala ringan.
Seperti dikutip dari CNN, sebenarnya sudah ada permintaan rawat inap untuk pria itu pada 12 Desember, tetapi tidak diterima. Dua hari kemudian pada 14 Desember, dia melaporkan dahak bercampur darah.
Kantor distrik kemudian meminta tempat tidur rumah sakit dan juga mengupayakannya pada pemerintah kota. Saat tengah menunggu ranjang, pria itu meninggal, tepatnya pada Selasa dini hari (15/12).
Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa di wilayah Seoul kini hanya ada empat tempat tidur unit perawatan intensif tersedia untuk pasien Covid-19.
Mereka akan bekerja sama dengan rumah sakit swasta untuk menambah kapasitas tempat tidur.
Korea Selatan kini tengah menghadapi lonjakan parah kasus virus corona.
Korsel pada Kamis (17/12) mencatatkan rekor kasus baru corona dengan 1.062 infeksi dan 11 kematian
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan dari jumlah itu, sebanyak 26 kasus berasal dari penularan impor dan sisanya infeksi lokal.
Sebagian besar kasus berada di wilayah metropolitan Seoul. Hingga kini Korea Selatan memiliki 47.515 kasus corona dan 645 kematian.
(dea)