Trump Berencana Tutup Dua Konsulat Terakhir AS di Rusia

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Des 2020 17:57 WIB
Presiden Donald Trump berencana menutup dua kantor konsulat terakhir Amerika Serikat di Rusia karena aturan pembatasan personel diplomatik.
Presiden Donald Trump berencana menutup dua kantor konsulat Amerika Serikat di Rusia karena aturan pembatasan personel diplomatik. (AP/Evan Vucci)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Donald Trump berencana menutup dua kantor konsulat terakhir Amerika Serikat di Rusia karena aturan pembatasan personel diplomatik.

Kabar ini terungkap melalui surat dari Kongres AS ke Kementerian Luar Negeri bertanggal 10 Desember yang dilihat CNN.

Salah satu isi surat itu menyatakan bahwa saat ini AS sedang menghadapi tantangan kepegawaian karena pembatasan personel yang diterapkan Rusia sejak 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi masalah itu, mereka harus menutup dua kantor konsulat di Vladivostok dan Yekaterinburg. Sepuluh diplomat dari kedua konsulat itu akan dipindahkan ke Kedutaan Besar AS di Moskow.

Sementara itu, 33 staf lokal di kantor Konsulat AS di Vladivostok dan Yekaterinburg bakal dipecat.

Penutupan tersebut akan menjadikan kedutaan besar di Moskow sebagai misi diplomatik terakhir Amerika Serikat di Rusia.

Hingga kini, belum jelas penutupan akan dilakukan sebelum atau setelah presiden terpilih Joe Biden resmi menjabat pada 20 Januari 2021.

Kabar ini terungkap ketika ketegangan kedua negara sedang meningkat setelah Rusia diduga melakukan serangan siber ke badan-badan federal AS.

Pada Jumat (18/12), Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan bahwa pihaknya sudah mengantongi cukup bukti bahwa Rusia berada di balik serangan siber yang menghancurkan beberapa badan pemerintahan AS.

Direktur Eksekutif untuk Tim Transisi Biden, Yohannnes Abraham, mengatakan bahwa peretasan itu menjadi perhatian besar. Biden disebut siap menjatuhkan sanksi besar atas pihak manapun yang melakukan serangan siber ke negaranya.

Namun, di sisi lain, pemerintah Rusia membantah terlibat dalam serangan siber terhadap badan-badan pemerintahan AS.

(din/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER