Trump Marah Wapres Mike Pence Tak Protes Kemenangan Biden

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2021 03:26 WIB
Presiden AS, Donald Trump, marah karena Wapres Mike Pence menolak memprotes hasil Pilpres 2020 dan kemenangan Joe Biden.
Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence. (AP/Patrick Semansky)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, marah karena Wakil Presiden, Mike Pence, menolak mengintervensi pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 dan kemenangan politikus Partai Demokrat, Joe Biden, oleh Kongres.

Trump lantas langsung mencibir sikap Pence di Kongres melalui Twitter.

"Mike Pence tidak berani berbuat untuk melindungi negara dan undang-undang dasar. AS menuntut kebenaran," cuit Trump, seperti dilansir AFP, Kamis (7/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pence menyatakan dia tidak akan menghalangi Kongres untuk mengesahkan kemenangan Biden.

Berbeda dengan sikap Pence, Pemimpin Mayoritas Senat di Kongres, Mitch McConnell, langsung melontarkan argumen menolak pengesahan hasil pilpres tidak lama setelah sidang dibuka.

"Kita tidak bisa begitu saja menerima hasil penghitungan Dewan Pemilihan Nasional. Para pemilih, pengadilan dan negara bagian sudah menyampaikan keputusan mereka. Jika kita tidak menghiraukan mereka, maka bisa merusakan negara ini selamanya," kata McConnell.

Fraksi Republik di Kongres menolak mengesahkan hasil penghitungan Suara Elektoral di negara bagian Arizona. Mereka menuduh terjadi kecurangan yang sampai saat ini tidak bisa dibuktikan.

Terpisah, Presiden AS, Donald Trump, mengajak para pendukungnya untuk melakukan unjuk rasa damai dan tidak terpancing dengan provokasi sehingga akan memicu kerusuhan.

"Tolong bantu Kepolisian Ibu Kota Negara dan para penegak hukum lainnya. Mereka ada untuk membela negara. Tetap damai," cuit Trump melalui Twitter.

Wali Kota Washington D.C., Muriel Bowser, lantas memutuskan menerapkan penguncian wilayah untuk mengendalikan massa pendukung Trump. Dia juga memberlakukan jam malam yang dimulai pada pukul 18.00 hingga 06.00 waktu setempat.

Hal itu dilakukan supaya massa pendukung Trump segera meninggalkan wilayah Washington D.C., dan tidak mengganggu jalannya rapat pengesahan hasil Pilpres 2020 oleh Kongres.

Aparat kepolisian terlibat bentrok dengan para pendukung Trump yang berkumpul dan berunjuk rasa di Washington D.C. Sebagian dari mereka berasal dari kelompok milisi dan organisasi masyarakat sayap kanan dan supremasi kulit putih seperti Proud Boys.

Menurut Kepala Kepolisian Washington D.C., mereka mengerahkan 3.750 aparat gabungan dari kepolisian, Garda Nasional hingga Pasukan Pengamanan Presiden (Secret Service) untuk menghadapi massa pendukung Trump.

Para pendukung Trump mencoba menerobos barikade polisi untuk melintasi Jalan Black Lives Matter yang menuju ke Gedung Putih.

Akibatnya, aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, hingga terlibat baku hantam menggunakan pentungan dengan sejumlah pendukung Trump.

Kepolisian menyatakan sejumlah anggota mereka luka-luka dalam bentrokan itu.

Kongres terpaksa menyatakan reses akibat situasi yang memanas di Washington D.C. Aparat kepolisian juga mengevakuasi anggota Kongres untuk menghindari ancaman dari amukan massa Trump.

(afp/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER