Tiga nama secara diam-diam dihapus dari laporan intelijen Amerika Serikat yang mengungkap detil pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018. Ketiga nama tersebut yakni Abdulla Mohammed Alhoeriny, Yasir Khalid Alsalem dan Ibrahim al-Salim.
Kantor Direktur Intelijen Nasional AS menolak menjelaskan alasan menghapus nama yang semula ada dalam dan peran ketiganya dalam pembunuhan Khashoggi.
"Kami memasukkan dokumen yang direvisi di situs karena dokumen asli keliru memuat tiga nama yang seharusnya tidak dimasukkan," kata juru bicara intelijen AS, ODNI kepada CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, seorang pejabat senior pemerintahan mengklaim jika laporan tersebut tidak memuat informasi baru-merujuk pada hilangnya nama tiga orang yang diduga terlibat dalam kematian Khashoggi.
"Ini [adalah] informasi yang telah diketahui pemerintah AS dan diberi pengarahan kepada komite terpilih dan anggota Kongres lebih dari satu tahun lalu," kata pejabat itu.
Gedung Putih tidak menanggapi permintaan CNN atas perbedaan nama-nama yang terlibat dalam laporan tersebut.
Arsip internet Wayback Machine menemukan ODNI menghapus tiga nama dalam laporan yang diunggah daring itu. Laporan itu semula memuat 21 nama, kemudian direvisi menjadi 18 nama yang terllibat dalam kematian yang melibatkan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS).
Nama Abdulla Mohammed Alhoeriny, yang sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengan kematian Khashoggi.
Menurut seseorang yang akrab dengan cara kerja intelijen Saudi menyebut bahwa Abdulla adalah saudara Jenderal Abdulaziz bin Mohammed al-Howraini, seorang menteri yang bertanggung jawab atas Kepresidenan Keamanan Negara yang mengawasi berbagai badan intelijen dan kontraterorisme. Laporan Saudi menyebut sosok Abdulla sebagai asisten kepala keamanan negara untuk kontraterorisme.
Sementara dua nama lain, yakni Yasir Khalid Alsalem dan Ibrahim al-Salim sejauh ini belum jelas siapa dan kaitannya dengan pemerintah maupun intelijen Saudi.
Ketiga nama itu tidak termasuk di antara 18 orang yang telah dijatuhi sanksi oleh Kementerian Keuangan AS atas pembunuhan Khashoggi. Laporan intelijen AS mengungkap keterlibatan 18 orang dalam kematian Khashoggi.
Khashoggi merupakan seorang kolumnis Washington Post yang kerap mengkritik MbS. Ia dinyatakan tewas di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada Oktober 2018 setelah sempat dinyatakan hilang.
Setelah melakukan investigasi selama enam bulan, pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyimpulkan Saudi "melakukan eksekusi yang disengaja dan direncanakan sebelumnya" terhadap Khashoggi.
Meski sempat membantah, Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas di dalam gedung konsulatnya. Namun, Riyadh berkeras bahwa kerajaan tak terlibat pembunuhan jurnalis itu.
Riyadh menegaskan pembunuhan itu dilakukan oleh pejabat Saudi dengan perintah gelap.
Polisi Turki meyakini sehari sebelum Khashoggi masuk konsulat, terdapat 15 warga Saudi yang tiba dengan dua jet pribadi. Mereka masuk konsulat pada hari yang sama dengan hilangnya wartawan itu.
Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) juga telah menarik simpulan bahwa MbS memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Sejumlah sumber mengatakan kepada The Washington Post bahwa berdasarkan penyelidikan CIA, satu tim beranggotakan 15 agen Saudi diterbangkan ke Istanbul, Turki, menggunakan pesawat pemerintah pada Oktober lalu.
Tim itu kemudian menghabisi nyawa Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul, di mana kolumnis The Washington Post itu mengurus dokumen yang diperlukan untuk pernikahannya dengan seorang warga Turki, Hatice Cengiz.