Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantah mempunyai istana di Laut Hitam senilai Rp19 triliun seperti yang dituduhkan oleh aktivis oposisi, Alexei Navalny.
"Properti yang ada di sana bukan milik saya atau keluarga saya," kata Putin melalui telekonferensi di Moskow, seperti dilansir AFP, Selasa (26/1).
Dalam sebuah rekaman video yang diunggah di situs Youtube, Navalny menuduh properti mewah yang terletak di Laut Hitam adalah milik Putin. Navalny menyatakan di dalam properti itu terdapat arena seluncur es dan tempat judi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video Navalny itu saat ini sudah ditonton oleh 86 juta orang.
Terkait dengan unjuk rasa yang dilakukan massa pendukung Navalny, Putin menyatakan seluruh penduduk Rusia berhak menyampaikan pendapat asalkan tidak melanggar hukum.
Selain itu, Putin juga meminta supaya para demonstran tidak melibatkan anak-anak atau remaja ketika berunjuk rasa.
"Hal itu yang dilakukan teroris. Mereka menempatkan anak-anak dan perempuan di depan mereka," ujar Putin.
Meski begitu, menurut hasil jajak pendapat kilat yang dilakukan oleh analis politik Rusia, Alexei Zakharov, sebagian besar pengunjuk rasa rata-rata berusia 31 tahun. Menurut dia hanya 10 persen yang berusia di bawah 18 tahun atau bahkan di bawahnya.
Meski begitu, sejumlah aktivis menyatakan akan menggelar unjuk rasa lebih besar lagi pada akhir pekan ini, menuntut pembebasan Navalny.
Kepolisian Rusia langsung menangkap Navalny pada 17 Januari lalu, usai dirawat dan menjalani masa pemulihan di Jerman akibat dugaan diracun.
Navalny selama ini adalah aktivis yang paling keras menentang Putin. Dia juga menuduh Putin dan sejumlah anggota kabinetnya korupsi dan hidup mewah.
Akibat aktivitasnya, Navalny sudah keluar masuk penjara. Dia diduga hendak dibunuh dengan menggunakan racun saraf Novichok, yang merupakan senjata kimia yang dibuat di era Uni Soviet.
(reuters/ayp)