Pada Juli 1995, junta militer sempat membebaskan Suu Kyi. Namun, ia masih tetap dipantau militer yang juga melarangnya bepergian ke luar Yangon.
Larangan ini terus berlanjut hingga dia tak dapat menjenguk suaminya yang tengah sakit keras. Aris akhirnya meninggal pada 1999, namun Suu Kyi menolak tawaran junta yang memperbolehkan Suu Kyi kembali ke Inggris untuk menghadiri pemakaman suaminya, karena takut dia tak akan bisa kembali Myanmar.
Lima tahun kemudian, Suu Kyi kembali menjadi tahanan rumah militer dan dibebaskan pada Mei 2002.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2003, kelompok bersenjata pro-junta menyerang konvoi Suu Kyi dan pendukungnya di Depayin. Insiden ini berbuah penangkapan Suu Kyi oleh militer.
Tatmadaw pun kembali menjadikan Suu Kyi sebagai tahanan rumah.
Pemerintahan junta militer kemudian mengumumkan referendum pada 2008. Konstitusi yang baru ini termasuk klausa 59f yang menyatakan bahwa seorang yang memiliki pasangan dan keturunan warga negara asing dilarang mencalonkan diri sebagai presiden.
Peraturan ini dinilai sengaja dibuat untuk melarang Suu Kyi berpartisipasi dalam pemilu yang diselenggarakan dua tahun kemudian setelah maraknya tekanan internasional.
Namun, akibat kekecewaan dengan konstitusi baru, NLD kemudian memboikot pemilu tahun 2010.
Sepekan setelah pemilu, Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah. NLD kemudian kembali mengumpulkan kekuatan untuk mengikuti pemilu sela pada 2012.
(rds/evn)