Hong Kong mengeluarkan izin penggunaan darurat (authorisation emergency use/ eua) untuk vaksin Sinovac buatan China pada Kamis (18/2). Izin darurat dipercepat kendati hasil efikasi vaksin Sinovac relatif rendah.
"Gelombang pertama vaksinasi satu juta dosis vaksin Sinovac akan segera dilakukan di Hong Kong," tulis pemerintah Hong Kong dalam pernyataannya.
Vaksinasi pertama juga bisa dilakukan lebih cepat pada Jumat (19/2), setelah selama ini sempat tertunda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini para pejabat menghadapi pekerjaan rumah lain untuk meyakinkan warga yang selama ini skeptis dengan pemerintah China.
Panel penasihat pemerintah pada Selasa (16/2) sepakat mendukung penggunaan vaksin Sinovac dengan mengatakan jika manfaatnya lebih besar dibandingkan risikonya. Panel penasihat mengatakan telah menerima data efikasi vaksin Sinovac sebesar 62,3 persen setelah pemberian dua kali suntikan.
Berbeda dengan vaksin corona buatan Pfizer/BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca, Sinovac hingga saat ini belum mengirimkan data uji klinis fase ketiga ke jurnal medis untuk keperluan peninjauan.
Dalam uji coba tahap akhir di Brasil, efikasi vaksin Sinovac sebesar 50,4 persen terhadap 12.500 relawan-sedikit di atas batas minimal WHO sebesar 50 persen.
Lihat juga:Malaysia Mulai Vaksinasi Corona Pekan Depan |
Sementara itu Indonesia mengumumkan hasil uji klinis Sinovac mencapai 65,3 persen. Turki mengumumkan nilai efikasi hasil uji klinis vaksin Sinovac mencapai 91 persen.
Efikasi Sinovac ini juga berada di bawah Pfizer yang memiliki efikasi 90 persen, atau Moderna 95 persen, atau AstraZeneca yang berada di kisaran 60-90 persen.
Selain vaksin Sinovac, otoritas kesehatan Hong Kong sebelumnya telah menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech. Hong Kong melaporkan suntikan dosis pertama vaksin BioNTech rencananya akan dilakukan pekan depan.
(evn)