Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi hadir dalam persidangan kedua melalui sambungan video call hari ini, Senin (1/3). Pengacara Suu Kyi, Min Min Soe menyebut kliennya dalam kondisi sehat.
Kepada Reuters, Soe mengatakan bahwa Suu Kyi telah meminta untuk bertemu dengan tim kuasa hukumnya selama persidangan tersebut.
Sebulan sejak kudeta, Suu Kyi menghadapi tuduhan tambahan yakni larangan publikasi informasi yang dapat 'menyebabkan ketakutan'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadwal persidangan Suu Kyi berikutnya diagendakan akan dilakukan pada 15 Maret 2021.
Pada 16 dan 17 Februari lalu junta militer Myanmar juga telah menyidang Suu Kyi dan Presiden Win Myint secara diam-diam.
Persidangan itu digelar sehari lebih cepat dari jadwal dan dilakukan diam-diam tanpa sepengetahuan pengacara setelah gerakan protes anti-kudeta semakin meluas di Myanmar.
Sejauh ini, Suu Kyi didakwa dua tuntutan. Pertama, terkait kepemilikan walkie talkie ilegal.
Kedua, dakwaan terkait pelanggaran Undang-Undang Penanggulangan Bencana Alam. Dalam dakwaan baru itu, Suu Kyi dituduh melanggar aturan pemerintah terkait pandemi virus corona selama pemilu 2020.
Sejauh ini, junta militer Myanmar dilaporkan telah menahan ratusan orang termasuk pejabat sipil dan aktivis.
Jumlah korban meninggal dalam gelombang demo menentang kudeta sejak 1 Februari lalu juga telah bertambah dan diperkirakan mencapai total 24 orang.
Laporan itu disampaikan oleh Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB menuturkan dalam demonstrasi akhir pekan lalu saja tercatat sebanyak 18 orang tewas dalam bentrokan antara pedemo dan aparat. Menurut mereka selain jatuh korban jiwa, sebanyak 30 orang dilaporkan luka-luka dalam demonstrasi akhir pekan lalu.
(evn/ayp)