Amerika Serikat pada Senin (1/3) menyerukan desakan ke Arab Saudi untuk membubarkan unit elite yang dikendalikan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) dan disebut sebagai dalang di balik pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Satuan khusus tersebut sebelumnya juga telah diganjar sanksi oleh Washington atas kasus ini. Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price mengungkapkan selain desakan pembubaran pihaknya juga meminta reformasi kelembagaan.
"Kami telah mendesak Arab Saudi untuk membubarkan unit ini dan kemudian mengadopsi reformasi kelembagaan, perombakan sistemik dan, kontrol untuk memastikan kegiatan anti-pembangkangan dan operasi semacam itu berhenti sepenuhnya," tegas Ned Price dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga meminta Arab Saudi mengambil tindakan lebih lanjut setelah pada bulan lalu membebaskan pengacara sekaligus aktivis pembela hak perempuan, Loujain al-Hathloul usai ditahan hampir tiga tahun.
"Kami mendesak Arab Saudi mengambil langkah tambahan untuk mencabut larangan perjalanan bagi mereka yang sudah dibebaskan, untuk meringankan hukuman dan menyelesaikan kasus-kasus seperti yang dialami aktivis perempuan tersebut," ungkap Price lagi.
Sebelumnya Presiden Joe Biden pada Jumat lalu mengumumkan sebuah laporan intelijen yang menemukan bahwa Pangeran Mohammed memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi pada 2018 silam.
Khashoggi merupakan warga negara AS yang mengkritik Arab Saudi. Dia menuliskan kolom opini melalui Washington Post terkait kritik kebijakan MbS.
Pada Oktober dua tahun lalu saat hendak mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Khashoggi dibunuh dan dimutilasi anggota tim operasi yang diduga terkait pangeran di konsulat kerajaan di Istanbul.
Laporan intelijen AS itu mendapati tujuh dari 15 anggota regu pembunuh yang terbang ke Istanbul berasal dari Pasukan Intelijen Cepat. Berkas itu menyebut, "mereka ada untuk membela putra mahkota dan hanya menjawab perintahnya".
Departemen keuangan lantas menjatuhkan sanksi pada pasukan itu, yang berarti, setiap transaksi AS dengan unit tersebut akan menjadi kejahatan. Tapi institusi ini menghentikan penargetan secara pribadi terhadap putra mahkota MbS.
Price, menindaklanjuti rilis laporan pada Jumat (26/2) lalu menjanjikan pemerintahan di bawah Biden bakal memprioritaskan isu hak asasi manusia di posisi yang lebih tinggi.
"Kami telah memperjelas dan akan terus melakukan itu, agar pembunuhan brutal terhadap Jamal Khashoggi 28 bulan lalu tetap merupakan tindakan yang tidak dapat diterima," kata Price.
Dia menambahkan Amerika Serikat tetap akan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan kerajaan penghasil minyak tersebut. Akan tetapi, Price sekaligus juga memastikan bahwa pihaknya dapat mengatasi pelbagai tantangan di tengah kemitraan tersebut sepanjang Arab Saudi menghormati nilai-nilai Amerika Serikat.
Adapun tunangan mendiang Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz dan pelapor khusus untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut Washington untuk mengganjar sanksi hukuman ke putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) atas dugaan pembunuhan.