Aparat Halangi Ambulans, Korban Tewas Demo Myanmar Bertambah

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Mar 2021 19:40 WIB
Ilustrasi korban dalam demo di Myanmar. (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya enam demonstran anti-kudeta Myanmar tewas selama unjuk rasa pada Sabtu (13/3), salah satu di antaranya karena aparat sempat menghalangi ambulans.

Seorang pengunjuk rasa di Pyay mengatakan kepada Reuters bahwa salah satu demonstran di kawasan itu tewas akibat keterlambatan penanganan.

"Pasukan keamanan sempat menghalangi ambulans agar tak menjangkau orang-orang yang terluka dan baru mengizinkannya beberapa saat kemudian. Ketika mereka sudah mengizinkan, salah satu yang terluka sudah kritis dan kemudian meninggal," katanya.

Sementara itu, tiga orang lainnya tewas dan beberapa demonstran terluka ketika polisi melepaskan tembakan di kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay. Dua demonstran lainnya juga tewas akibat tembakan polisi di Yangon.

Hingga beberapa waktu belakangan, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sudah 70 orang pengunjuk rasa di Myanmar tewas.

Selain itu, diperkirakan ada sekitar 2.000 orang yang ditahan aparat lantaran mengikuti aksi menolak kudeta yang terus berlangsung.

Penyelidik Hak Asasi Manusia PBB, Thomas Andrews, menyampaikan kepada Dewan HAM PBB bahwa ada indikasi militer Myanmar melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Andrews pun mendesak agar PBB memberikan sanksi multilateral kepada junta Myanmar dan perusahaan energi milik negara, Perusahaan Minyak dan Gas Myanmar.

Demonstrasi pada hari ini sendiri seiring dengan peringatan kematian seorang pedemo bernama Phone Maw yang ditembak pasukan keamanan dalam aksi di kampus Institut Teknologi Rangoon pada 1988 silam.

Aksi protes pun meluas hingga puncaknya pada Agustus tahun itu, yang akhirnya dikenal sebagai kampanye 8-8-88. Diperkirakan 3.000 orang tewas seiring dengan upaya tentara untuk melawan pemberontakan.

(yul/has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK