PBB Kirim Tim ke Pulau Terpencil Tempat Pengungsi Rohingya

CNN Indonesia
Kamis, 18 Mar 2021 03:54 WIB
Delegasi PBB memulai kunjungan ke pulau terpencil di Pulau Benggala, tempat Bangladesh merelokasi 13 ribu lebih pengungsi Rohingya,
Ilustrasi pengiriman ribuan pengungsi Rohingya ke pulau terpencil. (AP/Mahmud Hossain Opu)
Jakarta, CNN Indonesia --

Delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memulai kunjungan ke pulau terpencil di Pulau Benggala, tempat Bangladesh merelokasi 13 ribu lebih pengungsi Rohingya, Rabu (17/3).

Kunjungan akan dilakukan selama tiga hari.

"Kunjungan tiga hari pertama ini akan mempertemukan para ahli dari badan-badan PBB yang terlibat dalam kasus pengungsi Rohingya di Bangladesh," kata badan pengungsi PBB kepada Reuters melalui email.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Bangladesh telah memindahkan ribuan pengungsi Rohingya yang ditampung di Cox's Bazar ke Pulau Bhasan Char.

Padahal sejumlah kelompok hak asasi manusia sudah mendesak supaya proses pemindahan itu untuk sementara dihentikan.

Pulau itu muncul 20 tahun lalu dan sempat dihuni. Namun, pulau itu kerap banjir di kala musim hujan muson.

"Kunjungan ini akan melihat situasi dan fasilitas terkini di Bhasan Char, menilai kebutuhan pengungsi Rohingya yang direlokasi ke sana, serta berdiskusi dengan pihak berwenang dan pihak lain yang saat ini bekerja di Bhasan Char."

PBB sebelumnya mengaku tidak diizinkan melakukan kunjungan ke pulau itu serta tidak dilibatkan dalam pemindahan pengungsi ke sana.

Bangladesh berencana memindahkan seratus ribu lebih dari satu juta pengungsi yang tinggal di kamp-kamp perbatasan di Pulau Bhasan Char.

Namun Bangladesh menepis kekhawatiran keamanan atas pulau itu, dengan alasan bangunan tahan banjir termasuk perumahan untuk seratus ribu orang, serta rumah sakit.

"Kami berharap ini akan menghilangkan kekhawatiran apa pun yang dimiliki PBB tentang relokasi dan mereka akan terlibat dalam relokasi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan orang-orang Rohingya," kata seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Bangladesh.

Ia juga menyebut kepadatan yang berlebihan di kamp-kamp pengungsi memicu kejahatan. Sementara beberapa orang Rohingya mengatakan kekerasan kerap terjadi di kamp, dan hal itu mendorong mereka untuk pindah.

Empat tahun lalu ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh setelah tindakan keras mematikan oleh pasukan keamanan di Myanmar.

(isa/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER