Sejarah Anti Asia di AS dan Kebencian terhadap China

CNN Indonesia
Jumat, 19 Mar 2021 13:35 WIB
Isu rasisme dan diskriminatif terhadap keturunan Asia di AS kembali menjadi perhatian setelah penembakan di tiga panti pijat Atlanta.
Aksi kecam rasisme anti-Asia pasca penembakan di panti pijat Atlanta. (AP/Alyssa Pointer)

Pembantaian Rock Springs 1885

Pada September 1885, sebanyak 150 warga mengepung dan menyerang pekerja tambang China di Rock Springs, Wyoming Territory. Insiden itu menewaskan 28 orang dan 79 rumah terbakar.

Ratusan warga China melarikan diri ke kota terdekat, kemudian ditipu warga lokal untuk naik kereta yang disebut akan membawa mereka ke tempat aman di San Fransisco.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, kereta itu membawa ratusan warga keturunan Tionghoa itu ke Rock Springs. Mereka dipaksa kembali ke tambang di mana tentara federal AS saat itu "menjajah" dan memerintah selama 13 tahun di wilayah tersebut.

Wabah San Francisco

Pada 1900, wabah pes melanda San Francisco. Wabah itu diperkirakan menyebar dari sebuah kapal Australia. Namun, karena korban pertama wabah itu adalah seorang imigran China, seluruh komunitas Asia di sana disalahkan atas penyebaran penyakit tersebut.

Pada suatu malam, kampung China di San Francisco dikepung polisi. Aparat melarang siapa pun kecuali warga kulit putih keluar masuk dari kawasan itu. 

Warga keturunan Asia juga menjadi sasaran penggeledahan rumah dan perusakan properti secara paksa. 

Momen ini disebut sebagai awal dari tindakan rasisme yang kembali menargetkan orang Asia-Amerika selama pandemi virus corona berlangsung.

Invasi Jepang

Pada 1940-an, puluhan ribu imigran Jepang dan warga Amerika-Jepang mulai membangun kehidupan di Negeri Paman Sam. Setelah Jepang mengebom Pearl Harbor pada Perang Dunia II, pemerintah AS memaksa para imigran dan warga keturunan Jepang masuk ke kamp pengasingan karena dicurigai sebagai musuh.

Kondisi kamp-kamp pengasingan itu sangat ekstrem yakni sangat panas di musim panas dan sangat dingin pada musim dingin.

Namun, AS tidak pernah menemukan mata-mata dari orang-orang keturunan Jepang yang diasingkan di kamp-kamp tersebut.

Usai dibebaskan, banyak dari para imigran dan keturunan Jepang itu melihat rumah dan tempat usaha mereka rusak hingga disita. Pada 1988, AS menyatakan permintaan maaf dan memberikan masing-masing uang US$2000 sebagai ganti rugi.

Masa Perang Vietnam dan Organisasi KKK

Pada akhir Perang Vietnam, AS menampung kembali banyak orang Vietnam yang melarikan diri dari komunis di Negeri Paman Sam.

Di Texas, banyak dari para imigran asal Vietnam itu bekerja untuk menangkap udang. Sentimen bahwa orang Asia datang untuk mengambil pekerjaan orang kulit putih muncul lagi.

Hingga, pemimpin kelompok supremasi kulit putih garis keras, Ku Klux Klan, kerap berpatroli di perairan AS untuk membakar perahu milik orang Vietnam agar tidak bisa melaut lagi.

Kerusuhan di Los Angeles

Ketegangan antara komunitas orang kulit hitam dan keturunan Amerika-Korea berlangsung di Los Angeles sekitar awal 1990-an. Saat itu, warga keturunan Korea banyak memiliki usaha dan pertokoan di L.A.

Banyak pengusaha Korea yang kesal karena mereka mencurigai warga kulit hitam kerap mengintil dan mencuri barang dagangan mereka.

Akibatnya, banyak warga kulit hitam yang tersinggung dan marah karena sering tidak dihormati dan dipermalukan oleh para pemilik toko keturunan Korea tersebut.

Sejak saat itu, kekerasan dan aksi kriminal yang menyasar antara kedua komunitas itu kerap terjadi hingga tak jarang memakan korban.

Terinspirasi Tragedi 11 September

Diskriminasi hingga perlakuan rasial tak hanya menyasar warga keturunan Asia Timur, tapi juga Asia lainnya hingga orang Timur Tengah.

Setelah serangan teroris 11 September 2001, kejahatan rasial melonjak terhadap umat Muslim dan mereka yang dianggap Muslim, termasuk orang-orang keturunan Asia Selatan. 

Hanya empat hari setelah serangan 9/11, seorang mekanik pesawat Frank Silva Roque membunuh Balbir Singh Sodhi, seorang pemilik pompa bensin keturuan Amerika-Sikh yang berasal dari India. Roque membunuh Sodhi karena disangka Muslim. 

Periode pasca 9/11 memicu kesadaran aktivis bahwa tindakan rasisme di AS tak hanya menyasar keturunan  kulit hitam, keturunan Asia Timur, tapi juga Asia lainnya.

(rds/dea)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER