WAWANCARA EKSKLUSIF

Dubes Djauhari Blak-blakan soal Indonesia Dekat dengan China

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Selasa, 23 Mar 2021 08:05 WIB
Beberapa tahun terakhir, China semakin dipandang sebagai negara adidaya dan diawasi setiap negara. Di era Jokowi, hubungan Indonesia-China juga terus menguat.
Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun. (detikcom/Reno Hastukrisnapati Widarto)

Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang dapat vaksin Sinovac. Kabarnya, China juga sempat menolak permintaan asing setelah mengirimkan vaksin ke Indonesia. Apakah ini menandakan RI itu prioritas China?

Ini dugaan saya, kebutuhan domestik soal vaksin kan tinggi sekali di China karena mulai 1 Januari lalu vaksinasi mulai berlangsung. 

Penduduk China kan banyak hingga 2 miliar. Berarti mereka harus memasok 4 miliar dosis vaksin. Selain dari vaksin buatan dalam negeri, China juga sudah pesan sekitar 100 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak 1 Januari lalu, China memprioritaskan 9 kelompok utama untuk divaksinasi. Di Beijing sendiri ada sekitar 200 tempat vaksinasi. Target China itu merampungkan gelombang pertama itu sebelum libur musim semi dan Imlek pada 12 Februari lalu, sekitar 50 juta warga yang masuk 9 kelompok utama sudah divaksinasi.

Tapi karena hubungan baik, China mau tetap menjual dan mengirimkan vaksin ke Indonesia. Maka dari itu, ini juga tidak lepas dari diplomasi pemerintah Indonesia.

Selain rencana penguatan kerja sama yang sudah disampaikan tadi, apa prioritas Indonesia ke depan dalam meningkatkan relasi bilateral dengan China?

Kita lanjutkan apa yang telah dilakukan. Prioritas 2021 itu lebih kepada membangun ketahanan kesehatan nasional (national health security). Untuk mencapai ini kan kita perlu lakukan kerja sama dalam bidang kesehatan seperti pengadaan alat kesehatan, obat-obatan, vaksin, dengan negara lain dan China salah satunya.

Pada 2019, salah satu perusahaan sudah ground breaking untuk membuat bahan baku obat di Indonesia. Perusahaan ini termasuk perusahaan produksi obat-obatan, termasuk Covid-19. Jadi perusahaan ini sudah berinvestasi di Indonesia sejak 2019.

Indonesia juga berencana memperkuat kerja sama obat tradisional dengan China. Kita memiliki jamu, China punya Traditional Chinese Medicine (TCM).

Kedua, mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Ini sudah kita lakukan dan akan dilanjutkan. Ini menjadi salah satu prioritas ke depan.

Ketiga, memperkuat sistem perlindungan WNI di China. Ini tercermin salah satunya ketika kami, Kedutaan Besar RI di Beijing, melakukan repatriasi pelajar dan mahasiswa RI dari China ke Indonesia di awal pandemi.

Ada beberapa agenda yang akan semakin ditekankan, salah satunya peningkatan perlindungan pekerja migran Indonesia terutama anak buah kapal (ABK).

Terkait masalah dugaan eksploitasi ABK di kapal ikan China, ini harus dilihat secara menyeluruh. Agen-agen yang mengirimkan para ABK itu kan berasal dari Indonesia, orang kita juga yang melakukan. Jadi penyelesaiannya harus dari hulu ke hilir.

Saya kira di dalam negeri, Kemlu RI pun sudah dilibatkan dalam proses ini. Jika ada masalah, kita koordinasikan untuk dibenahi, tapi lagi-lagi harus dari hulu ke hilir. Para agen jangan nakal, mengirimkan ABK kita ke kapal-kapal yang kelihatan ilegal atau tidak bertanggung jawab.

Keempat, kontribusi dalam memajukan dan membahas isu di kawasan. Tahun ini ASEAN-China rayakan 30 tahun kemitraan jadi kami ingin manfaatkan kerja sama regional dengan China juga untuk terus memperkuat hubungan bilateral.

Kelima, diplomasi untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah. Seperti yang selama ini banyak dipahami jika kedaulatan itu harga mati kan. Istilah bu Menlu itu kami tidak akan mundur sejengkal pun kalau sudah menyangkut kedaulatan. Ini juga termasuk prioritas kita.

(dea)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER