KILAS INTERNASIONAL

Tokoh HAM Mesir Wafat sampai Pangeran Harry Dinilai Hina Ratu

CNN Indonesia
Selasa, 23 Mar 2021 06:29 WIB
Tokoh HAM Mesir wafat sampai Pangeran Harry dinilai menghina Ratu Elizabeth.
Ilustrasi Pangeran Harry. (AFP/ADRIAN DENNIS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbagai peristiwa menarik terjadi di berbagai belahan dunia pada Senin (22/3) kemarin. Mulai dari tokoh HAM Mesir wafat sampai Pangeran Harry dinilai menghina Ratu Elizabeth. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.


1. Pejuang HAM-Feminis Mesir, Nawal El Saadawi Meninggal Dunia

Tokoh pejuang hak asasi manusia perempuan asal Mesir, Nawal El Saadawi, meninggal dunia di usia 89 tahun pada pekan lalu.

Kantor berita pemerintah Mesir, Al-Ahram, mengonfirmasi kabar duka ini melalui pemberitaan yang dirujuk CNN pada Minggu (21/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui karya-karyanya, El Saadawi memang terkenal sebagai pejuang hak-hak perempuan Mesir. Ia juga dikenal menentang praktik sunat perempuan.

Akibat pemikiran dan pandangan kerasnya selama hidup, El Saadawi kerap menjadi korban persekusi dan ancaman pemerintah. Ia bahkan sudah bolak-balik dijebloskan ke penjara.

El Saadawi merupakan pendiri sejumlah organisasi HAM, seperti Asosiasi Solidaritas Perempuan Arab dan Asosiasi Hak Asasi Manusia Arab. Pada 1981, ia juga mendirikan majalah feminis bertajuk Al Maowgaha alias The Confrontation.


2. Pangeran William Anggap Harry Menghina Ratu Elizabeth

Pangeran William dari Kerajaan Inggris dikabarkan sempat geram karena sang adik, Pangeran Harry, dan istrinya, Meghan Markle, dianggap menghina Ratu Elizabeth.

Amarah Pangeran William ini terungkap dalam pemberitaan The Sunday Times pada Minggu (21/3). Menurut laporan itu, William mengungkapkan kekesalannya itu pada 2020.

The Duke of Cambridge disebut marah kepada The Duke and Duchess of Sussex setelah keduanya merilis tanggapan usai Ratu Elizabeth melarang mereka menggunakan istilah "Royal" karena sudah tak lagi menjadi bagian dari keluarga kerajaan Inggris.

Kisruh ini sebenarnya bermula sebelum Harry dan Meghan mendiskusikan niat untuk keluar dari peran mereka sebagai anggota senior kerajaan. Saat itu, mereka membuat situs bernama "Sussex Royal". Situs itu berisikan rencana Harry dan Meghan ke depan.

Setelah Meghan dan Harry mengutarakan keinginan untuk keluar dari peran anggota kerajaan, Ratu Elizabeth menyatakan mereka tidak dapat lagi menggunakan kata "royal" atau "kerajaan" dalam setiap kegiatan. Pasalnya, Ratu menganggap mereka sudah tidak merepresentasikan keluarga kerajaan.

Harry dan Meghan pun menanggapi nasihat Ratu Elizabeth itu dengan merilis pernyataan yang dianggap William menghina sang nenek. Hingga saat ini, pernyataan The Duke dan Duchess of Sussex itu masih ada di situs sussexroyal.com.

[Gambas:Video CNN]


3. Banjir 'Sekali 100 Tahun' Australia, 18 Ribu Orang Dievakuasi

Banjir "sekali dalam 100 tahun" yang melanda tenggara Australia kian parah pada Senin (22/3) sampai-sampai memaksa 18 ribu orang dievakuasi.

AFP melaporkan bahwa banjir semakin parah karena curah hujan kian tinggi dalam 24 jam belakangan, mencapai 25 sentimeter di beberapa bagian New South Wales.

Pada Senin (22/3), pemerintah setempat pun meminta sekitar 8 juta warga yang tinggal di sekitar pusat banjir untuk menghindari keluar rumah untuk kegiatan-kegiatan tidak penting.

"Saya tak tahu apakah pernah sepanjang sejarah wilayah ini ada kondisi cuaca buruk seekstrem ini berkembang begitu cepat di tengah pandemi," ujar pemimpin New South Wales, Gladys Berejiklian.

Sebelumnya, Berejiklian juga sempat menyebut bahwa banjir ini merupakan bencana "sekali dalam seratus tahun." Ia mengakui bahwa hujan yang mengguyur tenggara Australia itu memang lebih parah dari perkiraan.

[Gambas:Video CNN]

(ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER