Kebakaran Besar di Kamp Rohingya, 7 Orang Diduga Tewas

CNN Indonesia
Selasa, 23 Mar 2021 10:06 WIB
Tujuh orang diduga tewas akibat kebakaran yang melanda kamp Rohingya di Bangladesh, Senin (22/3).
Lima orang diduga tewas akibat kebakaran yang melanda kamp Rohingya di Bangladesh, Senin (22/3), memaksa 20 ribu pengungsi lainnya untuk kabur dari lalapan api. (AP/Mohammed Faisal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya tujuh orang diduga tewas akibat kebakaran besar yang melanda kamp Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh, pada Senin (22/3).

Kebakaran itu memaksa 20 ribu pengungsi untuk kabur menghindari kobaran si jago merah.

"Kebakarannya sangat besar. Setidaknya 20 ribu orang meninggalkan rumahnya karena api menyebar. Kami memadamkan api di satu titik, api malah menyebar ke tempat lain," ujar seorang pengurus kamp di Cox's Bazar, Mamunur Rashid, kepada AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inspektur kepolisian Cox's Bazar, Gazi Salahuddin, mengatakan bahwa api bermula di salah satu dari 34 kamp pada tengah malam.

Api kemudian dengan cepat merambat ke tiga kamp lainnya karena ada tabung gas untuk memasak yang meledak.

Seorang sukarelawan untuk Save the Childre, Tayeba Begum, bercerita bahwa suasana saat kebakaran begitu kacau.

"Orang-orang berteriak dan berlarian ke sana ke mari. Anak-anak juga menangis mencari keluarga mereka," tutur Begum.

Salahuddin kemudian mengaku mendengar kabar bahwa lima orang, termasuk tiga anak dan dua perempuan, tewas akibat kebakaran ini.

"Kami dengar lima orang tewas dan jasad mereka ada di dalam kamp," ucap Salahuddin.

Berdasarkan perkiraan awal, kebakaran itu menghancurkan 900 tenda tempat 7.400 pengungsi berlindung.

Ini merupakan kebakaran ketiga dalam empat hari belakangan. Sebelum insiden ini, dua kebakaran berbeda juga melanda kamp di Cox's Bazar pada Jumat pekan lalu.

Dua kebakaran besar serupa juga melalap kamp Rohingya di Cox's Bazar pada Januari lalu. Akibat kebakaran itu, ribuan pengungsi tak punya tempat berlindung. Sebagian dari mereka kini berlindung di sekolah-sekolah yang didirikan UNICEF.

[Gambas:Video CNN]

Pengamat Amnesty International untuk kawasan Asia Selatan, Saad Hammadi, mengatakan bahwa frekuensi kebakaran di kamp-kamp ini terlalu mencurigakan.

"Frekuensi kebakaran di kamp-kamp ini terlalu mencurigakan, terutama ketika hasil penyelidikan sebelumnya belum diketahui, dan kebakaran terus berulang," ucapnya.

Sementara itu, pemerintah Bangladesh sedang berupaya mendorong para pengungsi Rohingya yang kabur dari kekerasan di Myanmar itu agar mau direlokasi ke pulau terpencil di Teluk Bengal karena Cox's Bazar sudah terlalu penuh.

Hingga kini, setidaknya 13 ribu Rohingya sudah dipindahkan ke pulau terpencil itu. Sejumlah pihak mengkritik langkah Bangladesh ini karena pulau tersebut kerap banjir dan tenggelam saat hujan lebat.

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER