Jepang Khawatir Kemunculan Gelombang Keempat Corona

CNN Indonesia
Selasa, 06 Apr 2021 00:18 WIB
Sejumlah kekhawatiran akan gelombang keempat Covid-19 semakin menguat usai ditemukan kasus varian baru virus corona di Jepang.
Ilustrasi. Sejumlah kekhawatiran akan gelombang keempat Covid-19 semakin menguat usai ditemukan kasus varian baru virus corona di Jepang.(Philip FONG / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah kekhawatiran akan keberadaan gelombang keempat Covid-19 semakin menguat usai ditemukan kasus varian baru virus corona di Jepang, 109 hari jelang Olimpiade Tokyo.

Varian yang muncul di Jepang tampak lebih menular dan berpeluang resistan terhadap vaksin yang masih belum tersedia secara luas di negara tersebut.

Situasi lebih buruk terjadi di Osaka, lokasi kasus baru melonjak memecahkan rekor pada pekan lalu. Kondisi itu mendorong pemerintah daerah memulai kebijakan lockdown yang ditargetkan selama sebulan ke depan dan dimulai dari Senin (5/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Varian mutasi virus corona Covid-19 pertama kali ditemukan di Inggris dan telah masuk ke Osaka. Di sana, varian ini menyebar lebih cepat dan memenuhi rumah sakit setempat dengan kasus lebih serius dari versi virus asli.

"Gelombang keempat bisa jadi lebih besar," kata Koji Wada, penasihat pemerintah terkait pandemi yang juga merupakan profesor di Tokyo International University of Health and Welfare.

"Kami perlu memulai membahas bagaimana kami dapat memanfaatkan langkah-langkah target ini untuk wilayah Tokyo," lanjutnya.

Jepang sejauh ini telah dua kali mendeklarasikan status darurat yang mencakup sebagian besar wilayah di negara tersebut pada tahun lalu. Teranyar, adalah tepat setelah Tahun Baru ketika gelombang ketiga yang lebih mematikan menghantam.

Pemerintah kini memilih tindakan yang lebih bertarget yang memungkinkan pemerintah daerah mempersingkat jam bisnis di wilayahnya dan mendenda bagi warga yang tak patuh akan protokol.

Pemerintah Kota Osaka membatalkan acara estafet obor Olimpiade yang semula dijadwalkan berlangsung di kota itu.

Akan tetapi, Perdana Menteri Yoshihide Suga bersikeras Jepang akan mampu menggelar Olimpiade sesuai jadwal. Suga mengatakan pada Minggu (4/4) bahwa langkah yang diterapkan di Osaka bisa diperluas ke Tokyo dan wilayah lain bila diperlukan.

Dilaporkan, ada 249 kasus baru Covid-19 di Tokyo pada Senin (5/4). Angka itu masih lebih rendah dari puncak kasus pada Januari lalu yang mencapai 2.500 kejadian. Di Osaka, jumlah kasus mencapai 341 pada kemarin, turun dari 666 pada Sabtu.

Tingkatan sebenarnya dari kasus mutan ini tak diketahui, karena hanya sebagian kecil dari kasus positif Covid-19 yang menjalani tes genom.

Sebuah laporan Kementerian Kesehatan pada pekan lalu menunjukkan sebanyak 678 kasus varian mutasi Inggris, Afrika Selatan, dan Brazil telah ditemukan di penjuru Jepang dan di sejumlah bandara. Di antara temuan itu, ada kluster di Osaka dan dekat prefektur Hyogo.

Ketiga kasus varian baru itu memiliki mutasi N501, dan yang terbaru juga memiliki mutasi E4848K. Pemerintah Jepang telah menemukan lebih dari 1.000 kasus, hanya berkaitan dengan E4848K.

Stasiun televisi NHK melaporkan, Minggu (4/4), varian teranyar ini muncul pada 70 persen pasien positif Covid-19 yang dites di sebuah rumah sakit di Tokyo pada bulan lalu.

Kenaikan kasus ini terjadi beberapa pekan setelah pemerintah mencabut kebijakan status darurat.

Seorang pejabat Sekretariat Kabinet untuk Covid-19, Makoto Shimoaraiso, mengatakan langkah prioritas yang dibuat sekarang dimaksudkan untuk menghentikan peningkatan kasus mutan yang tak diduga sebelumnya.

"Meskipun kami melihat indikator (sejumlah fakta ilmiah) sebelum mencabut status darurat, ada sejumlah kemungkinan kritik bahwa kami harus memperkirakan kondisi varian-varian ini." kata Shimoaraiso.

(reuters/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER