Iran Adili 10 Pejabat Kasus Salah Tembak Pesawat Ukraina

CNN Indonesia
Selasa, 06 Apr 2021 17:15 WIB
Ilustrasi. Sebanyak sepuluh orang pejabat Iran mulai diadili terkait kasus salah tembak pesawat maskapai Ukraina. (iStockphoto/Marilyn Nieves)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak sepuluh orang pejabat Iran mulai diadili terkait kasus salah tembak pesawat maskapai Ukraine International Airlines yang terjadi pada Januari 2020 lalu.

Kejadian itu merenggut nyawa 176 awak dan penumpang.

Dilansir Associated Press yang mengutip kantor berita ISNA dan media khusus pengadilan Iran, Mizan, Selasa (6/4), konfirmasi itu disampaikan oleh mantan Oditur Militer Iran, Gholamabbas Torki, dalam acara serah terima jabatan kepada penggantinya, Nasser Seraj.

"Surat dakwaan untuk sepuluh orang pejabat yang terkait kasus kecelakaan pesawat Ukraina sudah dibacakan, keputusan kasus itu akan ditetapkan oleh pengadilan," kata Gholam.

Akan tetapi, dia tidak merinci nama-nama terdakwa yang diadili itu, seperti dikutip Arab News.

Insiden itu terjadi ketika hubungan Iran dan Amerika Serikat tegang. Penyebabnya adalah Presiden AS saat itu, Donald Trump, menyetujui serangan udara menggunakan pesawat nirawak dan peluru kendali yang menewaskan Komandan Korps Paramiliter Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani, saat melawat ke Irak.

Hal itu membuat pemerintah Iran murka. Mereka membalas dengan meluncurkan sejumlah peluru kendali ke pangkalan militer AS di Irak.

Di saat yang bersamaan, Iran tidak menutup ruang udara mereka dan mengizinkan pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Ukraine International Airlines lepas landas dari bandara Teheran.

Militer Iran mengira pesawat itu adalah rudal milik AS dan menembakkan dua rudal penangkis serang darat-udara ke arah pesawat nahas itu. Seluruh penumpang dan awak tewas dalam kejadian itu.

Mulanya militer Iran menyangkal insiden salah tembak itu selama tiga hari. Namun, akhirnya mereka mengakui salah sasaran.

Iran menyalahkan kekeliruan operator radar sehingga menyebabkan peristiwa maut itu.

Pemerintah sejumlah negara yang warga negaranya menjadi korban meninggal dalam kejadian itu meminta ganti rugi kepada Iran.

(ayp/ayp)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK