Nepal Alami Kebakaran Lahan Terburuk, Himalaya Tertutup Asap

CNN Indonesia
Kamis, 08 Apr 2021 01:15 WIB
Ilustrasi kebakaran lahan. Nepal mengalami kebakaran lahan terburuk dalam hampir sedekade terakhir. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nepal mengalami kebakaran lahan terburuk dalam hampir sedekade terakhir, dengan api berkobar menjalar di seluruh hutan negara tersebut hingga menutup Pegunungan Himalaya dengan asap.

Kualitas air di ibu kota Kathmandu pada Selasa (6/4) tercatat sebagai terburuk di dunia, menurut laman pemantauan IQAir. Sejumlah penerbangan internasional juga ditunda akibat asap tebal.

"Jumlah kebakaran hutan yang dilaporkan musim ini tertinggi sejak catatan dimulai pada sembilan tahun lalu," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nepal, Uddav Prasad Rijal kepada AFP.

Pemadam kebakaran disebut tengah bekerja keras mengendalikan api.

Tercatat lebih dari 2.700 kebakaran lahan dilaporkan terjadi di Nepal sejak November lalu. Angka itu 14 kali lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Rijal menyebut musim dingin antara November dan Februari lebih kering dari biasanya dan meningkatkan risiko kebakaran lahan.

Musim kebakaran ini dimulai pada November dan berlangsung hingga monsun pada Juni.

Rijal menyebut kondisi itu diperparah dengan para petani juga membakar sebagian lahan hutan untuk menanam rumput sebagai pakan ternak mereka.

Di distrik Bara di selatan Nepal, penduduk desa mengatakan rumahnya "tersedak asap" selama seminggu kala api berkobar di hutan di sekitar domisilinya.

"Itu adalah kebakaran hutan terburuk yang pernah saya lihat dalam hidup saya. Harus ada sistem untuk mengembalikannya dengan baik," kata Bharat Ghale, 60 tahun.

Pakar iklim Madhukar Upadhya mengatakan situasi "tak terhindarkan" adalah akan ada lebih banyak kebakaran hutan akibat musim dingin Nepal jadi lebih kering karena perubahan iklim.

"Pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kebakaran di tataran masyarakat dan mereka (komunitas) harus dilengkapi dengan bekal untuk memitigasi saat kebakaran terjadi," kata Upadhya.

(afp/end)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK