Hong Kong Minta Pengiriman Vaksin AstraZeneca Ditunda
Pemerintah Wilayah Otonomi Khusus Hong Kong meminta perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, menunda pengiriman vaksin virus corona.
Keputusan itu dibuat di tengah kekhawatiran akan efek samping penggumpalan darah dari vaksin buatan Inggris itu, Jumat (9/4).
Kepala Badan Kesehatan Hong Kong, Sophia Chan, mengatakan kota itu meminta AstraZeneca untuk tidak mengirimkan vaksin sesuai rencana pada akhir tahun ini.
"Kami pikir AstraZeneca tidak perlu mengirimkan vaksin ke kota dalam tahun ini, menghindari pemborosan karena kurangnya pasokan vaksin secara global," katanya, mengutip AFP.
Seorang ahli kesehatan masyarakat terkemuka dan penasihat pemerintah, David Hui, meminta pemerintah Hong Kong untuk mengganti AstraZeneca dengan vaksin dosis tunggal baru yang dibuat oleh Johnson & Johnson.
Mengenai efek samping AstraZeneca, Badan pengawas obat Uni Eropa, European Medicines Agency (EMA), menetapkan bahwa kasus pembekuan darah merupakan efek samping dari vaksin itu, walau jumlahnya sangat minim.
Meski begitu, EMA menganggap insiden itu "sangat langka terjadi" dan masih menganggap manfaat vaksin AstraZeneca itu lebih besar dari risikonya.
Hasil penyelidikan EMA terkait keamanan AstraZeneca menyimpulkan bahwa tidak ada faktor khusus termasuk dari segi usia tertentu yang menunjukkan lebih rentan mengalami efek samping pembekuan darah atau trombosis.
Hong Kong diketahui mendapat pasokan vaksin untuk 7,5 juta penduduk. Kota itu juga telah menandatangani pengiriman vaksin dengan BioNTech/Pfizer dan Sinovac asal China untuk memenuhi kebutuhan.
Chan mengatakan Hong Kong juga tertarik membeli vaksin lain yang mungkin memiliki tingkat efikasi yang lebih kuat terhadap varian baru virus Covid-19.
Meskipun memiliki pasokan vaksin yang stabil, proses vaksinasi dinilai lambat lantaran ketidakpercayaan masyarakat terhadap Beijing.
Sejauh ini hanya 529.000 orang yang mendapat dosis pertama.
Kepercayaan publik juga terhambat oleh pesan pemerintah. Sinovac menerima persetujuan jalur cepat, meski mereka tidak mempublikasikan data uji klinis dalam jurnal yang ditinjau.
Pemberian vaksin BioNTech juga dihentikan sementara setelah beberapa botol ditemukan rusak. Namun, pihak berwenang mengatakan semua botol yang rusak dibuang sebelum digunakan untuk vaksinasi.
(isa/ayp)