Dilarang Baca Alquran di Penjara, Kritikus Putin Tuntut Sipir

CNN Indonesia
Rabu, 14 Apr 2021 03:41 WIB
Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny, menuntut petugas penjara karena tak memperbolehkannya membaca Alquran selama menjalani hukuman di penjara.
Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny, menuntut petugas penjara karena tak memperbolehkannya membaca Alquran selama menjalani hukuman di penjara. (AFP/Mladen Antonov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aktivis Rusia sekaligus kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny, menuntut petugas penjara karena tak memperbolehkannya membaca Alquran selama menjalani hukuman.

Navalny mengatakan bahwa ia menuntut otoritas penjara karena "mereka tidak akan memberi saya Alquran. Dan itu menyebalkan."

"Ketika saya dipenjara, saya membuat daftar cara-cara yang ingin saya lakukan untuk memperbaiki diri yang akan saya coba selesaikan selama menjalani hukuman. Salah satu poinnya adalah mendalami dan memahami Al-Quran," kata Navalny.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buku adalah segalanya bagi kami dan jika Anda harus menuntut hak membaca, saya akan menuntut."

Meski bukan seorang Muslim, pria 44 tahun itu mengaku pernah membaca Alquran sebelumnya, tetapi belum meresapi makna dan prinsip utama dari kitab suci umat Muslim tersebut.

"Saya menyadari bahwa perkembangan saya sebagai seorang Kristiani juga membutuhkan belajar Alquran," kata Navalny dalam unggahannya di Instagram.

Navalny ditangkap pihak berwenang Rusia setibanya di Moskow pada Februari lalu, setelah melakukan perawatan di Jerman usai diduga diracun dengan zat saraf Novichok.

[Gambas:Video CNN]

Penahanan Navalny memicu kecaman hingga sanksi dari negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun, Navalny tetap divonis dua setengah tahun penjara atas tuduhan penggelapan.

Baru-baru ini, ia melakukan aksi mogok makan selama dua pekan untuk menuntut perawatan medis yang memadai.

Tim kuasa hukumnya juga menuntut pihak berwenang untuk memindahkan Navalny ke rumah sakit biasa. Namun, Kremlin menyatakan bahwa Navalny tidak berhak atas perlakuan khusus apa pun.

(rds/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER