Aktivis Rusia, Alexei Navalny, yang kerap mengkritik Presiden Vladimir Putin menggelar aksi mogok makan di dalam penjara mulai Rabu (31/3) kemarin.
Alasan Navalny melakukan hal itu adalah mendesak supaya mendapat pengobatan lantaran mengalami sakit pada punggung dan bagian kakinya kebas.
Dilansir AFP, Kamis (1/4), Navalny yang saat ini dipenjara karena dianggap melanggar aturan bebas bersyarat mengatakan dia merasa sakit pada bagian punggung yang diduga akibat saraf terjepit. Kondisi itu membuat kaki kanannya mati rasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam unggahan melalui Instagram, Navalny mengatakan kaki kirinya juga mulai mati rasa akibat saraf terjepit itu.
"Saya melakukan mogok makan mendesak supaya saya bisa dibolehkan diperiksa dokter," tulis Navalny dalam unggahan itu.
Navalny juga mengeluh dia tidak bisa tidur nyenyak di penjara. Menurut dia, sipir membangunkannya delapan kali dalam semalam dengan alasan untuk melihat responnya supaya terekam kamera pengawas yang dipasang di sel penjara.
Politikus berusia 44 tahun itu ditangkap pada Januari lalu setelah pulang dari Jerman usai menyelesaikan perawatan. Penyebabnya adalah dia diduga diracun oleh agen intelijen Rusia.
Pengadilan lantas memerintahkan Navalny menjalani penjara selama 2.5 tahun terkait kasus penggelapan dana yayasan.
Akan tetapi, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa menuduh hukuman itu berlatar politis.
AS bahkan menjatuhkan sanksi bagi sejumlah pejabat dan lembaga Rusia yang dituduh terlibat dalam upaya meracun Navalny.
(ayp/ayp)