Lembaga pemantau Jaringan Dukungan Perdamaian Karen (KPSN) melaporkan ribuan warga saat ini sudah berkumpul di Salween, daerah yang berbatasan langsung dengan Thailand. Mereka akan menyeberang ke Thailand jika situasi semakin buruk.
"Dalam beberapa hari mendatang, lebih dari 8.000 warga Karen di bantaran sungai di Salween akan kabur ke Thailand. Kami harap tentara Thailand akan membantu mereka kabur dari peperangan ini," demikian pernyataan KPSN melalui Facebook.
Sementara itu, sejumlah warga Myanmar sudah mulai melintasi perbatasan dan kini berada di Thailand. Warga Thailand yang tinggal di perbatasan kedua negara itu, juga diketahui mencari tempat yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saling serang antara militer dan milisi etnis Karen (KNU) terus terjadi dalam beberapa hari belakangan.
KNU menduduki pos militer di Karen dan membakarnya pada Selasa. Sebagai balasannya, militer Myanmar melancarkan serangan udara di wilayah perbatasan dengan Thailand itu.
Myanmar, kali ini dilanda dua krisis sekaligus. Krisis karena kudeta, dan Covid-19. Kudeta menyebabkan tes Covid-19 di negara itu gagal.
Menurut Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) memperingatkan jika situasi keamanan dan ekonomi tidak kunjung stabil, sebanyak 25 juta orang dapat hidup dalam kemiskinan pada 2022. Angka tersebut, sekitar 48 persen dari jumlah penduduk di negara yang tengah dilanda kudeta itu.
Krisis politik yang berlarut-larut, akan memperburuk keadaan di Myanmar.
![]() |
Meningkatnya biaya makanan, kehilangan pendapatan dan upah yang signifikan, runtuhnya layanan dasar seperti perbankan dan perawatan kesehatan, jaring pengaman sosial yang tidak memadai kemungkinan besar akan mendorong jutaan orang yang sudah rentan berada di bawah garis kemiskinan sebesar US$1,10 per hari atau sekitar Rp15.380.
(isa/ayp)