Kasus Covid India Tembus 20 Juta, Pemerintah Klaim Melambat

CNN Indonesia
Selasa, 04 Mei 2021 12:20 WIB
Total kasus Covid-19 di India menembus 20 juta. Namun, pemerintah India mengklaim bahwa penularan kasus Covid-19 mulai menunjukkan tanda perlambatan. (AP/Altaf Qadri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Total kasus Covid-19 di India menembus 20 juta pada Selasa (4/5). Namun, pemerintah setempat mengklaim bahwa penularan kasus Covid-19 di India mulai menunjukkan tanda perlambatan.

AFP melaporkan bahwa total kasus ini didapatkan setelah Kementerian Kesehatan India melaporkan 357.229 infeksi corona dalam 24 jam belakangan. Dengan penambahan tersebut, total kasus Covid-19 di India mencapai 20,3 juta sejak tahun lalu.

Sementara itu, India juga melaporkan 3.449 orang meninggal akibat Covid-19 dalam 24 jam belakangan. Dengan demikian, India sudah melaporkan total 222.408 kasus kematian sejak pandemi merebak pada 2020.

Meski demikian, seorang pejabat senior Kemenkes India,Lav Aggarwal, mengatakan bahwa data terbaru ini menunjukkan tren penurunan penularan corona di India.

Sejak akhir Maret lalu, India memang melaporkan lonjakan drastis kasus Covid-19 dengan delapan juta kasus hanya dalam waktu sekitar sebulan.

Namun menurut Aggarwal, puncak penularan Covid-19 ini sudah terlewati pada Jumat pekan lalu, ketika India melaporkan 402 ribu kasus dalam sehari.

"Jika kasus harian dan kematian dianalisis, ada sinyal awal pergerakan menuju arah positif. Namun, ini baru sinyal awal. Masih diperlukan analisis lebih dalam dan upaya lebih jauh untuk memantau perkembangannya," ucap Aggarwal.

Sementara itu, para pakar juga menganggap kasus harian di India ini sebenarnya lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah.

Pakar pun memperkirakan penularan kasus Covid-19 di India sebenarnya akan mencapai puncak pada 3-5 Mei ini.

India sendiri sampai saat ini masih berjuang untuk keluar dari gelombang kedua pandemi Covid-19 yang sudah melanda sejak akhir Maret lalu.

Rumah sakit di India masih kelabakan melayani pasien yang terus berdatangan. Banyak pasien akhirnya dirawat di luar rumah sakit atau terpaksa pulang.

Sementara itu, pasokan oksigen cair di berbagai rumah sakit juga mulai menipis. Para dokter sampai-sampai meminta bantuan melalui berbagai media sosial agar pasiennya dapat bertahan.

Di tengah kepanikan ini, setidaknya 11 negara bagian dan wilayah lainnya mulai menerapkan berbagai pembatasan gerak untuk meredam penularan Covid-19.

Namun, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi enggan menerapkan penguncian wilayah (lockdown) nasional karena khawatir akan dampak ekonomi terhadap India.

Para epidemiolog pun mendesak agar pemerintah pusat India menerapkan lockdown menyeluruh agar penanganan Covid-19 dapat efektif.

"Menurut saya, hanya perintah isolasi mandiri secara nasional dan mendeklarasikan darurat medis yang dapat membantu menangani kebutuhan kesehatan saat ini," ucap epidemiolog dari Universitas Michigan, Bhramar Mukherjee.

(has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK