Sebanyak 80 anggota korps Angkatan Udara Myanmar dilaporkan kabur dari kesatuan (desersi) dan bergabung dengan kelompok anti-junta militer.
Dilansir Myanmar Now, menurut salah satu anggota AU yang membelot, Aung Zay Ya, mantan kesatuannya sudah menerbitkan nama-nama anggota korps yang desersi.
"Mereka mencetak nama dan foto seluruh anggota yang membelot dan dipajang di markas," kata Aung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aung yang terakhir menyandang pangkat sersan dan sempat bertugas di Komando Wilayah Yangon saat ini memilih bersembunyi. Dia beralasan membelot karena tidak setuju dengan sikap militer yang terlibat politik.
"Sejujurnya saya tidak suka sejak awal. Saya lebih suka mengerjakan tugas saya saja. Saya tentara, maka bekerja sesuai tugas tentara. Sangat menjengkelkan melihat para tentara seolah bisa menjadi apa saja yang mereka inginkan dengan dalih ingin memperbaiki kondisi negara dan berpolitik," ujar Aung.
Pembelotan itu dilaporkan terjadi sejak Maret lalu.
Di sisi lain, alasan anggota AU membelot karena mereka merasa tidak diberi tugas yang sesuai.
"Saya tidak tahan. Saya lulusan Institut Teknik Pemerintah dan masuk Angkatan Udara, tetapi saya cuma ditugasi menyapu dan membuang sampah," kata seorang eks anggota AU yang identitasnya dirahasiakan.
Selain itu, para anggota AU Myanmar yang berpangkat rendah mengeluhkan mereka selalu ditindas atasan.
"Tidak ada keadilan di militer, seluruh prajurit ditindas. Lihat saja rumah di barak, semua atapnya bolong," ujar sang serdadu.
(ayp/ayp)