India berencana memberikan obat anti parasit Ivermectin untuk mengatasi wabah gelombang II Covid-19.
Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan obat itu untuk pengobatan Covid-19. Meski demikian, setidaknya ada 2 negara bagian di India yang akan menggunakan obat tersebut, Goa dan Uttarakhand.
"Panel medis ahli telah merekomendasi hal ini [pemberian obat untuk penanganan Covid-19]," kata Kepala Sekretaris Uttarakhand, Om Prakash kepada Reuters, dikutip Kamis (13/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Goa akan mulai memberikan Ivermectin kepada semua warga di atas 18 tahun dimulai pada awal pekan ini. Goa merupakan salah satu negara bagian di sekitar pantai dan jadi salah satu surga wisata di India.
Sementara negara bagian Uttarakhand di Himalaya mengumumkan rencana distribusi tablet tersebut kepada warga di atas usia dua tahun pada Rabu (12/5). Obat tak diberikan kepada wanita hamil dan menyusui.
"Kami sedang menunggu pasokan [obat] masuk. Begitu mereka mengirimnya, kami akan mendistribusikan obat ini," tambah dia.
Wabah Covid-19 gelombang dua di India terjadi setelah penyelenggaraan ritual Kumbh Mela. Ritual keagamaan ini digelar di Uttarakhand selama seminggu penuh.
Jutaan umat Hindu berkumpul dari segala penjuru negeri untuk menceburkan diri di Sungai Gangga pada ritual itu. Dari foto yang beredar peserta ritual yang berlangsung pada Maret dan April lalu itu, tampak tidak menggunakan masker dan menjaga jarak.
Menteri Kesehatan Goa Vishwajit Rane mengatakan panel yang berbasis di Eropa mendapati obat Ivermectin mengurangi waktu pemulihan dan risiko kematian karena Covid-19.
Dewan Riset Medis India yang dikelola negara merekomendasikan dokter menggunakan obat tersebut untuk pasien Covid-19 ringan, tapi memperingatkan bahwa penggunaan tidak didasarkan pada bukti yang kuat.
WHO menyatakan tidak merekomendasikan penggunaan obat tersebut diluar penggunaan dalam uji klinis sebelum lebih banyak data tersedia terkait efektivitas dan keamanannya.
"Bukti saat ini tentang penggunaan Ivermectin untuk mengobati pasien Covid-19 tidak meyakinkan," kata WHO dalam sebuah pernyataan pada akhir Maret lalu.
Merck, produsen Ivermectin, pun mengamini bahwa data yang tersedia terkait obat tersebut tidak mendukung penggunaan obat dalam pengobatan Covid-19.
Pada Maret dan April lalu, Uttarakhand ramai dikunjungi umat Hindu dalam perayaan Kumbha Mela atau ritual ziarah yang dilaksanakan setiap 12 tahun sekali di empat lokasi di India.
Ritual tersebut mengundang jutaan umat Hindu menetap dan berkumpul di Uttarakhand hingga berminggu-minggu. Sejumlah gambar yang diambil pada ritual tersebut menunjukkan orang-orang berkerumun tanpa jaga jarak ketika berenang di Sungai Gangga.
Peningkatan kasus Covid-19 di negara bagian itu pun terpantau melonjak sejak awal April dari 300 kasus per hari hingga lebih dari 7 ribu kasus per hari dengan jumlah kematian yang juga meningkat tajam.
Perdana Menteri India Narendra Modi dan pemimpin politik lainnya di India telah menghadapi kritik tajam karena membiarkan pertemuan agama dan politik besar di negara bagian yang dipimpin partainya, Partai Bharatiya Janata, di tengah peningkatan kasus Covid-19 di India sejak Februari lalu.
Hingga saat ini, Modi belum mengambil keputusan untuk menerapkan pembatasan atau lockdown secara nasional karena kekhawatiran akan dampak ekonomi yang diakibatkan. Keputusan terkait pembatasan dan penanganan pandemi pun diserahkan kepada negara bagian.
Sementara Goa tetap dibuka untuk wisatawan dan hanya memberlakukan lockdown selama 15 hari yang diperpanjang pekan ini. Pembatasan perjalanan antar negara saat ini diberlakukan di Uttarakhand.
Data menunjukkan lebih dari satu dari tiga pasien di negara bagian itu terkonfirmasi positif Covid-19 sejak pertengahan April. Sejauh ini, Goa telah melaporkan tingkat positivitas tertinggi di India.
(fey/eks)