Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Minggu (16/5) kemarin. Mulai dari Israel gempur kantor media asing di Jalur Gaza sampai Australia selamatkan nelayan Indonesia. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
Serangan udara Israel menghancurkan sebuah gedung bertingkat yang menampung kantor berita Associated Press (AP) dan Al Jazeera. Serangan mengejutkan tersebut terjadi di Jalur Gaza, pada Sabtu (15/5).
"Kami kaget dan ngeri bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang menampung kantor berita AP dan organisasi berita lainnya di Gaza," ungkap Kepala Eksekutif AP Gary Pruitt dalam sebuah pernyataan dikutip dari AP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dunia hanya akan mengetahui lebih sedikit mengenai peristiwa di Gaza, karena apa yang terjadi hari ini," lanjutnya.
Gedung itu menampung sejumlah kantor, termasuk media Al Jazeera. Dalam sebuah video yang disiarkan Al JAzeera, pemilik gedung Jawwad Mahdi meminta waktu 10 menit kepada perwira intelijen Israel agar mengizinkan para jurnalis masuk ke dalam gedung mengambil peralatan berharga mereka sebelum dibom.
Australia menyatakan telah menyelamatkan 20 nelayan Indonesia yang kapalnya tenggelam akibat dihantam cuaca buruk di lepas pantai barat Negeri Kanguru tersebut.
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton melalui sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP, Minggu (16/5) menyatakan nelayan itu berpegangan pada kapal Australia.
Kemudian pesawat angkatan udara Australia menjatuhkan rakit penyelamat untuk nelayan Indonesia yang terdampar 670 mil laut di barat Perth sebelum akhirnya kapal penangkap ikan Jepang menjemput mereka pada Sabtu (15/5) kemarin.
Para korban selamat dipindahkan ke kapal angkatan laut Australia HMAS Anzac pada Sabtu sore.
Tentara Myanmar menyerang pemukiman warga di wilayah barat laut kota Mindat pada Sabtu (15/5) untuk memburu kelompok militan lokal. Seorang warga menjelaskan, operasi ini merupakan bagian dari upaya penangkapan terhadap pasukan sipil bersenjata yang mulai mengumpulkan kekuatan untuk melakukan serangan ke pasukan junta militer Myanmar sejak Februari lalu.
"Kami berlari untuk menyelamatkan hidup kami," kata seorang penduduk Mindat seperti dikutip dari CNN Minggu (16/5).
Sebagai informasi, Mindat merupakan sebuah kota perbukitan yang berada sekitar 100 kilometer dari perbatasan India.
Juru bicara junta Myanmar belum mengeluarkan komentar apapun tentang penyerangan di kota Mindat tersebut.
Sebelumnya, junta Myanmar memberlakukan darurat militer di Mindat mulai Kamis (13/5) dan meningkatkan serangan terhadap kelompok sipil yang mereka sebut dengan teroris bersenjata.
(ayp/ayp)