Buru Militan, Tentara Myanmar Serang Permukiman Warga

CNN Indonesia
Minggu, 16 Mei 2021 16:00 WIB
Tentara Myanmar menyerang pemukiman warga di wilayah barat laut kota Mindat pada Sabtu (15/5) untuk memburu kelompok militan lokal penentang pemerintah.
Tentara Myanmar menyerang pemukiman warga di wilayah barat laut kota Mindat pada Sabtu (15/5) untuk memburu kelompok militan lokal. Ilustrasi. (REUTERS/ATHIT PERAWONGMETHA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Tentara Myanmar menyerang pemukiman warga di wilayah barat laut kota Mindat pada Sabtu (15/5) untuk memburu kelompok militan lokal. Seorang warga menjelaskan, operasi ini merupakan bagian dari upaya penangkapan terhadap pasukan sipil bersenjata yang mulai mengumpulkan kekuatan untuk melakukan serangan ke pasukan junta militer Myanmar sejak Februari lalu.

"Kami berlari untuk menyelamatkan hidup kami," kata seorang penduduk Mindat seperti dikutip dari CNN.com Minggu (16/5).

Sebagai informasi, Mindat merupakan sebuah kota perbukitan yang berada sekitar 100 kilometer dari perbatasan India.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada sekitar 20 ribu orang yang terperangkap di kota, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak, orang tua, tiga keponakan teman saya terkena pecahan peluru. Mereka bahkan bukan remaja," lanjutnya.

Juru bicara junta Myanmar belum mengeluarkan komentar apapun tentang penyerangan di kota Mindat tersebut.

Sebelumnya, junta Myanmar memberlakukan darurat militer di Mindat mulai Kamis (13/5) dan meningkatkan serangan terhadap kelompok sipil yang mereka sebut dengan teroris bersenjata.

Televisi Myawaddy yang dikendalikan militer Myanmar mengatakan sekitar 1.000 orang tidak bermoral telah menyerang anggotanya menggunakan senjata kecil dan granat rakitan dalam beberapa hari terakhir.

Atas aksi tersebut, sejumlah anggota pasukan keamanan tewas dan beberapa diantaranya hilang. Pihaknya juga akan menempatkan pasukan keamanan yang berjaga siang dan malam.

Aksi tersebut menuai protes dari Dr Sasa, Menteri Kerja Sama Internasional Pemerintah Persatuan Nasional atau Pemerintah bayangan Myanmar. Pasalnya, upaya itu telah mengakibatkan lima warga sipil tewas di Mindat dalam dua hari terakhir.

Aksi junta Myanmar itu pun mendapat kecaman keras dari Pemerintah Amerika Serikat. Dalam surat pernyataan yang diterbitkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Myanmar, Negeri Paman Sam meminta junta militer Myanmar menghentikan kekerasan terhadap warga sipil.

"Penggunaan senjata perang oleh militer terhadap warga sipil, termasuk minggu ini di Mindat, adalah demonstrasi lebih lanjut tentang upaya rezim untuk mempertahankan kekuasaan, kami menyerukan kepada militer untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil," tulis Kedubes AS di Myanmar.

Aksi penyerangan junta terhadap di Mindat juga menuai aksi protes anti-junta besar-besaran di pusat kota Myanmar dan banyak kota lainnya pada Sabtu (15/5).

Seperti yang diketahui kelompok-kelompok perlawanan di Myanmar telah melancarkan serangan serangan terhadap pasukan militer junta sejak kudeta awal Februari lalu. Hal itu dipicu oleh aksi militer Myanmar menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi yang memicu aksi protes hingga pemogokan besar-besaran.

Tercatat Myanmar telah memiliki puluhan kelompok etnis bersenjata, yang telah berperang melawan tentara selama beberapa dekade terakhir. Termasuk pasukan pertahanan Chinland yakni milisi yang dibentuk untuk melawan junta militer atas aksi kudetanya.

Menurut sebuah kelompok advokasi di Myanmar setidaknya 788 orang tewas oleh pasukan junta dalam menindak kelompok yang menentang pemerintahan.

Namun pihak junta membantah angka itu dan memberlakukan pembatasan ketat terhadap media, akses informasi dan internet.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan pada konferensi pers bahwa 63 orang yang tewas baru-baru ini digambarkan sebagai serangan teroris.

(nly/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER