AS Diduga Timbun Jutaan Vaksin Moderna dan Pfizer

CNN Indonesia
Senin, 17 Mei 2021 14:30 WIB
Ilustrasi vaksin corona Moderna. (AFP/JUSTIN TALLIS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat dilaporkan telah menimbun jutaan dosis vaksin Moderna dan Pfizer, di tengah banyak negara miskin yang kesulitan mendapat vaksin.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, ada lebih dari 27 juta dosis vaksin Moderna yang tak terpakai, dan 35 juta dosis dari Pizier Inc, BioNtech.

Hal tersebut menyebabkan seruan dari tokoh-tokoh kesehatan masyarakat AS, agar pemerintah segera mengemas vaksin untuk dikirimkan ke negara-negara yang membutuhkan, termasuk India.

"Anda melihat pasokan melebihi permintaan di sini dan Anda hanya tahu ada dosis berlebih," kata seorang dokter dan profesor di University of California, Monica Gandhi, Sabtu (15/5) dikutip dari Bloomberg.

Monica juga diketahui telah menulis belasan surat, agar AS mengirimkan vaksin Moderna ke India.

Meskipun tampak sederhana mengemas kemudian mengirimkan vaksin itu, kenyataannya jauh lebih kompleks. Di gudang tidak ada persediaan puluhan juta dosis Moderna yang siap diberangkatkan.

Vaksin tak terpakai yang dimiliki AS tersebar di puluhan ribu lokasi. Di antaranya, di fasilitas negara bagian, apotek lokal, lokasi vaksinasi dan lokasi-lokasi yang lain.

Kendati demikian, mengirimkan vaksin-vaksin yang tercecer itu juga akan melemahkan upaya domestik AS.

Pfizer diketahui sudah mengirimkan vaksin yang diproduksi di AS ke luar negeri.

Kemungkinan masih ada jutaan dosis vaksin yang tidak terpakai dari Johnson & Johnson dan AstraZeneca Plc yang tersedia. Vaksin itu akan dikirim dalam beberapa pekan atau bulan mendatang.

Rantai Pasokan Vaksin di AS

Untuk memahami berapa banyak dosis tambahan yang sebenarnya dimiliki AS, penting untuk mengetahui bagaimana sebenarnya rantai pasokan vaksin bekerja di negara itu.

Pengiriman Moderna diawasi oleh pemerintah federal. Ketika perusahaan selesai membuat dosis, vaksin itu akan diberikan kepada distributor McKesson Corp, yang menyimpan dan mengirimkannya ke titik vaksinasi.

Hingga 12 April, Moderna telah menyerahkan 117 juta dosis. Perusahaan farmasi ini dalam waktu sebulan dapat menghasilkan 40 juta hingga 50 juta dosis. Artinya, minggu ini, dosis vaksin dikirim sekitar 157 juta hingga 167 juta.

Menurut CDC, sekitar 140 juta dari dosis tersebut telah dikirim ke lokasi vaksin dan negara bagian.

Jika 10 juta lagi sedang dipesan atau dalam perjalanan, kira-kira hanya menyisakan 7 juta hingga 17 juta dosis yang belum dikirim ke seluruh lokasi vaksin di negeri Paman Sam.

Kontrak pemerintah AS dengan Moderna juga menyatakan mereka tidak boleh menggunakan atau mengizinkan penggunaan pesanan vaksinnya, kecuali penggunaan tersebut terjadi di Amerika Serikat dan dilindungi dari tanggung jawab berdasarkan deklarasi yang dikeluarkan di bawah Kesiapan dan Darurat Publik.

Presiden AS, Joe Biden harus mencapai kesepakatan dengan Moderna atau menemukan jalan keluar lain untuk membagikan dosis vaksin itu.

Sementara Pfizer, satu-satunya produsen vaksin mRNA AS, yang mengontrol distribusi vaksin sendiri. Perusahaan itu berkomitmen untuk mengirimkan 220 juta dosis ke AS pada akhir Mei. Lebih dari 170 juta dosis telah dikirim, dan perusahaan farmasi itu memproduksi lebih dari jumlah pesanan AS setiap minggunya.

Kelebihan itu, menurut salah satu sumber, sudah dijual ke luar negeri, kebanyakan di Amerika Utara dan Selatan. Termasuk ke tempat-tempat yang paling terdampak. Brasil, Kanada, Meksiko, dan Uruguay semuanya mengatakan bahwa mereka menerima dosis vaksin Pfizer.

(isa/dea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK