KILAS INTERNASIONAL

Gencatan Israel dan Hamas sampai Malaysia Waspadai Mossad

CNN Indonesia
Jumat, 21 Mei 2021 06:37 WIB
Ilustrasi perempuan Palestina berunjuk rasa menentang serangan Israel. (AFP/ABBAS MOMANI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Rabu (19/5) kemarin. Mulai dari Israel dan milisi Jalur Gaza, Palestina gencatan senjata sampai Malaysia waspada serangan Mossad. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.


1. Israel dan Kelompok Militan di Gaza Umumkan Gencatan Senjata

Israel dan dua kelompok utama bersenjata di Gaza menyetujui gencatan senjata senjata pada Kamis waktu setempat, dan menghentikan rangkaian aksi kekerasan mematikan yang memasuki hari ke-11 sejak pecah pada 10 Mei lalu.

Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu seperti dikutip AFP, mengungkapkan bahwa kabinet keamanan telah sepakat dengan suara bulat menerima rekomendasi dan inisiatif Mesir untuk melakukan gencatan senjata tanpa syarat.

Kelompok Hamas dan Jihad Islam--yang merupakan dua kelompok utama bersenjata di Palestina--pun kemudian mengonfirmasi gencatan senjata itu melalui sebuah pernyataan bahwa aksi tersebut akan mulai berlaku pada Jumat (21/5) pukul 02.00 waktu setempat.

Setidaknya dalam 11 hari belakangan, serangan udara dan baku tembak terjadi antara tentara Israel dan kelompok militan bersenjata di Palestina. Peperangan itu mengakibatkan ratusan korban tewas dari warga sipil.

Jumlah penduduk di Jalur Gaza, Palestina, yang tewas akibat serangan Tentara Israel hingga kini mencapai 232 orang, termasuk 65 di antaranya anak-anak. Sementara sedikitnya 1.900 orang terluka.

Otoritas Hamas menyebut areal luas yang kini penuh puing-puing bangunan tersebut membuat sekitar 120.000 orang mengungsi.

Sedangkan jumlah korban tewas dari pihak Israel akibat serangan roket milisi Palestina dari Jalur Gaza tercatat sebanyak 12 orang.


2. Malaysia Siaga Akibat Mossad Ancam Bunuh Warga Palestina

Aparat keamanan Malaysia meningkatkan pengamanan kepada warga Palestina yang berada di negara itu, sebagai dampak dari aksi saling serang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Menurut pernyataan pemerintah Malaysia, Israel mengancam akan memburu warga Palestina di seluruh dunia yang diduga mempunyai hubungan dengan organisasi massa atau milisi yang saat ini tengah bertikai.

Pusat Komando Operasi Pertahanan Siber Malaysia (CDOC) menyatakan mencegat pesan yang berisi perintah dari Badan Intelijen Israel (Mossad) untuk memburu dan menghabisi seluruh warga Palestina yang terlibat dengan organisasi perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam, Fatah, hingga Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Malaysia nampaknya tidak ingin kecolongan seperti yang terjadi pada April 2018 silam. Saat itu seorang insinyur Palestina bernama Fadi Al-Batsh yang dekat dengan Hamas tewas dibunuh ketika berjalan ke masjid untuk menunaikan salat subuh.


3. Pimpinan Hamas Surati Jokowi Minta Dukungan Tekan Israel

Pemimpin kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), meminta supaya RI menggalang dukungan dari negara-negara mayoritas Muslim untuk menentang serangan Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina.

"Kami mengajak Anda untuk segera bertindak dan menggalang dukungan dari negara Arab, Muslim dan dunia dan menyatakan sikap secara jelas dan tegas meminta penjajah Israel segera menghentikan serangan dan teror terhadap Jalur Gaza yang dikepung," demikian isi surat Haniyeh kepada Jokowi, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (20/5).

Haniyeh juga meminta Jokowi menekan Israel supaya berhenti melakukan pelanggaran dan kekerasan di Yerusalem serta seluruh penduduknya. Bentuk pelanggaran Israel itu antara lain mendirikan pemukiman ilegal, memaksa menggusur penduduk Palestina yang bermukim di kawasan Sheikh Jarrah, dan tindakan diskriminasi rasial.

Selain itu, Haniyeh juga meminta Jokowi mendesak Israel segera angkat kaki dari kompleks Masjid Al-Aqsa yang disucikan dan tidak melanggar hak kaum Muslim yang hendak beribadah di sana.

Dalam penutupnya, Haniyeh mendoakan Jokowi dan berharap ada perkembangan sikap yang diambil Indonesia terkait hal itu.

(ayp/ayp)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK