Penumpang LRT Kelana Jaya, Malaysia menghadapi momen mengerikan saat kereta yang mereka tumpangi tabrakan dengan rangkaian lain. Para penumpang terlempar dan jatuh ke lantai.
Salah satu penumpang, Afiq Luqman Mohd Baharudin (27) mengatakan kecelakaan itu membuat semua orang terlempar dan jatuh ke lantai.
"Kecelakaan yang terjadi di Kuala Lumpur, menyebabkan banyaknya penumpang baik yang duduk maupun berdiri, mengalami luka-luka," katanya saat dihubungi media lokal Malaysia, Bernama, Selasa (25/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Afiq mengatakan sebelum kecelakaan terjadi, kereta sempat berhenti 15 menit, kemudian akhirnya melaju lagi.
"Kita hanya melaju beberapa detik ketika kecelakaan terjadi dan dampaknya begitu terasa. Saya mengalami luka-luka di kepala, kaki sebelah kiri, dan dada," ujarnya.
Dia dan para penumpang yang lain, dibantu oleh petugas keamanan dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Kuala Lumpur untuk perawatan lebih lanjut.
Sementara itu, beberapa korban membagikan pengalaman insiden itu di media sosial mereka.
Salah satunya Lim Mahfudz, ia membagi video dan beberapa foto kecelakaan di akun Twitter miliknya. Dia menggambarkan kecelakaan itu sebagai tragedi. Ia merasa kecelakaan itu terasa seperti mimpi buruk.
Meski banyak korban terluka, Lim mengaku baik-baik saja. Dalam postingannya ia bersyukur pada Tuhan karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sebelumnya dua LRT tabrakan di Kuala lumpur pada pada Senin (24/5) pukul 20.45 waktu setempat.
Melansir Channel News Asia, Menteri Wilayah Federal Malaysia, Annuar Musa mengatakan insiden itu terjadi ketika satu LRT yang penuh dengan penumpang bertabrakan dengan LRT yang kosong.
Kedua rangkaian kereta itu saling berlawanan arah dan bertabrakan di jalur terowongan, sekira 300 meter dari Menara Petronas.
Hingga kini, korban jumlah yang terluka mencapai 213 orang. Lebih rinci, menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kuala Lumpur, Nordin Md Pauzi, sebanyak 47 penumpang cedera berat dan 166 orang mengalami luka ringan.
Tabrakan itu diduga terjadi akibat miskomunikasi di pusat kendali pengelola LRT.
(isa/dea)