China Bersuara soal Staf Lab Wuhan Sakit Sebelum Covid Muncul

CNN Indonesia
Kamis, 27 Mei 2021 15:35 WIB
China menuding AS menyebar teori konspirasi dan disinformasi mengenai laporan yang menyebut staf laboratorium Wuhan sakit sebelum Covid-19 muncul.
Laboratorium Institut Virologi Wuhan. (JOHANNES EISELE / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

China menuding Amerika Serikat menyebar teori konspirasi dan disinformasi mengenai laporan yang menyebut staf laboratorium Wuhan sakit seblum Covid-19 muncul

Institut Virologi Wuhan kembali menjadi sorotan setelah laporan di The Wall Street Journal menyebut ada tiga pekerja laboratorium yang dirawat di rumah sakit pada November 2019, dengan gejala mirip corona. Waktu sakit itu terhitung sebulan sebelum kasus pertama Covid-19 diumumkan.

"(AS) menyebarkan teori konspirasi dan disinformasi seperti kebocoran laboratorium," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, Rabu (26/5) mengutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zhao juga menyebut tuduhan AS tak menghormati penyelidikan WHO dan berisiko merusak solidaritas global yang berjuang melawan virus.

"Jika AS benar-benar menginginkan transparansi penuh maka seharusnya, seperti China, mengundang pakar WHO untuk mengunjungi AS dan menyelidiki," ujar Zhao.

Ia juga meminta agar AS membuka pangkalan militer Fort Detrick sedini mungkin beserta semua laboratorium biologi yang dimiliki di seluruh dunia, termasuk fasilitas penelitian di Maryland.

Teori kebocoran lab bukan kali ini pertama muncul. Sebelumnya mantan presiden Donald Trump menyebut sumber virus Covid-19 berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan.

Pada Februari lalu, WHO telah menyelesaikan penelitiannya menyoal sumber Covid-19. Namun, lembaga itu dianggap gagal menemukan muasal virus yang telah membunuh 3,49 juta orang di seluruh dunia.

WHO mengatakan virus kemungkinan besar berpindah dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara.

Mulanya, ahli menyebut teori kebocoran virus dari laboratorium "sangat tidak mungkin."

Namun, usai laporan itu dirilis, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom bersikeras bahwa semua teori tetap ada.

(isa/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER