Presiden Belarus Akan Bertemu Putin Usai 'Pembajakan' Pesawat
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko akan bertemu setelah PBB mengumumkan akan menyelidiki 'pembajakan' pesawat Ryanair dan penangkapan jurnalis pro-demokrasi Roman Protasevich.
Mengutip AFP, pertemuan itu akan berlangsung di Sochi, Rusia, pada Jumat (28/50) waktu setempat.
Pertemuan itu terjadi usai Rusia melarang maskapai penerbangan yang menolak melewati rute Belarus, memasuki wilayah udaranya sebagai bentuk solidaritas. Lukashenko menyambut dukungan dari Putin.
Sementara itu, Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) telah memutuskan untuk melakukan pencarian fakta atas peristiwa ini.
Namun ICAO tak memiliki kekuasaan untuk menjatuhkan sanksi. Sementara dukungan Rusia untuk Minsk, besar kemungkinan membuat Dewan Keamanan PBB tak bisa menyetujui pernyataan kolektif.
Saat ini, Uni Eropa sudah menerapkan sejumlah sanksi berupa larangan perjalanan dan pembekuan aset terhadap 88 warga Belarus, termasuk Presiden Alexander Lukashenko.
Belarus kembali menjadi sorotan setelah memaksa pesawat Ryanair untuk mendarat di ibu kota mereka agar dapat menangkap Protasevich, Minggu (23/5).
Insiden ini terjadi saat pesawat dengan kode penerbangan 4978 itu sedang dalam perjalanan dari Athena, Yunani, menuju Lithuania.
Menurut saksi di pesawat, pilot tiba-tiba menyatakan bahwa pesawat itu harus mendarat darurat di Minsk karena ada kendala teknis.
Pihak Ryanair menyatakan bahwa awak mereka diberi tahu oleh kru menara pengawas di Minsk agar segera mendarat karena ada ancaman.
Namun, Wakil Komandan Angkatan Udara Belarus, Mayjen Andrey Gurtsevich, membantah tuduhan memaksa pesawat Ryanair mendarat.
Dia mengatakan bahwa mereka menyatakan kepada pilot Ryanair ada ancaman keamanan di pesawat itu. Mereka pun mengutus jet tempur MiG29 untuk mengawal pesawat Ryanair itu hingga mendarat.
Setelah pesawat mendarat, dilaporkan ada enam orang turun dan tidak melanjutkan penerbangan. Diduga mereka adalah Protasevich dan sejumlah agen intelijen yang diutus untuk membuntuti.
Protasevich diperkirakan sudah dibuntuti agen intelijen sejak lama akibat sepak terjangnya. Selama ini, ia menjalankan aksi menolak rezim Lukashenko, yang sudah berkuasa selama 26 tahun dari luar negeri.
Lukashenko selama ini dikenal sebagai pemimpin diktator dan dekat dengan Rusia. Mereka menjadi negara penyangga (buffer state) antara Rusia dengan negara-negara anggota Uni Eropa.
Dia kembali dilantik karena diklaim menang pemilihan presiden pada 2020. Namun, pesaingnya yang merupakan politikus sekaligus aktivis hak asasi manusia, Sviatlana Tsikhanouskaya, menuduh ada indikasi kecurangan.
(isa/dea)