Bencana Mental Usai Perang 11 Hari Israel-Hamas

CNN Indonesia
Minggu, 13 Jun 2021 16:28 WIB
Perang Israel-Gaza Mei 2021 menyisakan luka trauma yang menjadi bom waktu ledakan bencana mental yang lebih besar pada penduduk Gaza.
Ilustrasi. Perang Israel-Gaza Mei 2021 menyisakan luka trauma yang menjadi bom waktu ledakan bencana mental yang lebih besar pada penduduk Gaza. (AP/John Minchillo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mata Ola menerawang menatap foto di sebuah ponsel. Foto itu adalah potret saudarinya dan empat anak yang terbunuh dalam serangan Israel ke Gaza beberapa waktu lalu.

"Saya berharap kami menemukan mereka hidup-hidup," kata Ola lirih.

Perempuan penduduk Gaza berusia tiga puluhan itu menyeka air matanya saat berdiri di depan seorang psikolog dari organisasi lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ola adalah satu dari banyak penduduk Gaza yang kehilangan anggota keluarga selama 11 hari serangan bombardir Israel pada bulan lalu. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 66 anak-anak dan remaja Palestina terbunuh akibat serangan itu.

Dari 10 hingga 21 Mei, tentara Israel menghujani Jalur Gaza dengan rudal sebagai balasan tembakan roket oleh militan Hamas yang menguasai wilayah sempit berpenduduk dua juta jiwa itu.

Salah satu serangan menghantam wilayah Al-Rimal di Jalur Gaza dan menghancurkan bangunan tempat saudari Ola, Abeer, tinggal bersama keluarganya.

10 jam setelah serangan, tim penyelamat menemukan suami Abeer, Riad, dan putri mereka yang berusia delapan tahun, Suzy, di balik puing-puing. Mereka masih bernafas.

Namun Abeer dan empat anaknya yang lain telah pergi selamanya.

"Saya tak bisa berhenti memikirkan kakak saya dan anaknya, yang mungkin masih hidup berjam-jam di bawah reruntuhan," kata Ola Ashkantana yang menolak mengonsumsi obat anti-kecemasan.

"Saya syok. Kini saya takut kehilangan anak saya sendiri,"

Palestinian children carry household items they recovered from the rubble of a building, destroyed by Israeli strikes, in Beit Hanun in the northern Gaza Strip on May 21, 2021. - A ceasefire in the conflict between Israel and Palestinian militants in the Gaza Strip, controlled by Islamist group Hamas, came into effect after 11 days of airstrikes and rocket fire. (Photo by Emmanuel DUNAND / AFP)Ilustrasi. Dari 10 hingga 21 Mei, tentara Israel menghujani Jalur Gaza dengan rudal sebagai balasan tembakan roket oleh militan Hamas yang menguasai wilayah sempit berpenduduk dua juta jiwa itu. (AFP/EMMANUEL DUNAND)

'Saya Trauma'

Di ruangan sebelah Ola, Riad memeluk Suzy di lututnya, saat dokter spesialisasi mental di Gaza, Hassan al-Khawaja, mendorongnya mencoba psikoterapi.

"Saya tercekik. Saya bahkan ingin tinggal bersama mereka di makam," kata Riad yang disebut keluarganya hampir tak berbicara sejak perang merenggut orang-orang yang ia cintai.

"Saya trauma. Bagaimana perasaan dan pikiran saya akan kembali? Saya tidak akan pernah menjadi diri saya seperti semula,"

Ola dan Riad tidak sendirian. Perang keempat yang terjadi sejak 2008 itu menghancurkan sekitar seribu apartemen, perkantoran, dan pusat bisnis.

Namun psikiater dan psikolog yang sedikit di wilayah itu tahu bahwa pembangunan kembali yang sebenarnya akan jauh lebih lama dari pada sekadar mendirikan bangunan fisik.

"Ini bukan pertama kali kami mengalami perang di Gaza," kata Khawaja yang mengatakan banyak penduduk mengalami gangguan stres pascatrauma atau PTSD.

"Kami harus menghadapi banyak trauma. Saya menduga krisis PTSD ini dalam beberapa bulan mendatang," katanya menjelaskan bahwa tiap trauma dan perang baru, banyak warga Gaza menghadapi kambuhan dan gangguan stres akut, termasuk gejala syok dan penyangkalan.

Bila stres itu tak ditangani dengan cepat, dapat berkembang menjadi PTSD. Hal itu bisa berarti pekerjaan tim perawat kesehatan mental sangat penting dalam beberapa bulan mendatang demi mencegah ledakan kasus.

Sementara itu di Rumah Sakit Al-Awda di kamp Jabalia, Gaza utara, Bilal Daya mengalami patah lengan, lubang di betis, dan kaki kiri yang terkilir. Namun luka fisik pemuda 24 tahun bukan yang paling membuat dokter khawatir.

mimpi buruk Bilal di halaman sebelah...

Mimpi Buruk yang Nyata

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER