Thailand menemukan 496 kasus Covid-19 varian Delta yang pertama kali berkembang di India.
Kementerian Ilmu Medis Thailand (MSD) melaporkan bahwa ratusan kasus Covid-19 varian Delta itu terdeteksi di 20 provinsi dari penelusuran selama 7 April hingga 13 Juni.
Direktur Jenderal MSD, Supakit Sirirak, mengatakan bahwa dari keseluruhan kasus tersebut, 404 kasus di antaranya terdeteksi di Bangkok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, varian Delta mencakup 10 persen dari keseluruhan kasus Covid-19 di Bangkok.
"Kami melihat pertanda peningkatan infeksi varian baru [Delta] yang kini ada di daftar kekhawatiran global karena tingkat infeksinya yang 40 persen lebih cepat ketimbang varian Alpha," tutur Supakit, seperti dilansir Bangkok Post.
Supakit kemudian merinci bahwa penularan varian Delta ini meningkat dari 8 persen pada minggu lalu menjadi 9 persen pada pekan ini. Ia pun menyatakan bahwa pemerintah harus terus memantau perkembangan kasus varian Delta ini.
"Jika jumlah infeksi terus bertambah, kami harus mengambil sejumlah tindakan, termasuk kebijakan mengenai jeda penerimaan dosis kedua [vaksin]," tutur Supakit.
Menurut Supakit, infeksi varian baru ini lebih banyak terjadi pada pekerja yang tinggal di kamp-kamp situs konstruksi, di mana kasus pertama Covid-19 Delta pertama kali terdeteksi.
Supakit mengatakan bahwa para pekerja di situs konstruksi itu bergerak ke berbagai tempat dengan membawa varian baru virus corona tersebut.
Selain di situs konstruksi tersebut, MSD juga mendeteksi varian Delta pada 10 pasien Covid-19 di berbagai rumah sakit di Bangkok.
Sebelumnya, Singapura juga melaporkan temuan 550 kasus Covid-19 varian Delta atau B.1617.2 hingga akhir Mei lalu.
Varian Delta ini disebut lebih menular ketimbang jenis virus corona lainnya. Kehadiran varian ini pula yang disinyalir menyebabkan ledakan kasus Covid-19 di India.