WAWANCARA EKSKLUSIF

Hamas Anggap PM Baru Israel Terlemah Sepanjang Sejarah

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jun 2021 15:16 WIB
Dalam wawancara dengan CNN Indonesia, petinggi Hamas menganggap Israel dipimpin oleh pemerintahan paling lemah dalam sejarah usai Netanyahu lengser.
Ilustrasi. Dukungan untuk Palestina menggema di New York, AS (AFP/ED JONES)

Soal Tepi Barat dan Jalur Gaza yang mencakup 18 persen wilayah asli Palestina, mereka mengatakan akan membagi dalam tiga zona, A, B, C.

Zona C, 60 persen itu untuk Israel, Zona B, 20 persen, itu akan menggabungkan otoritas Palestina dan pasukan Israel, dan Zona A akan menjadi milik Palestina.

Tetapi bahkan di Zona A, mereka memberikan hak atau bisa dibilang mendelegasikannya kepada orang Palestina, bukan mengakui hak mendirikan sebuah negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi bahkan Zona A, yang diperuntukkan warga Palestina, mereka seakan memberikan wilayah itu untuk digunakan warga Palestina, jadi tetap bukan milik kami.

Nah, sekarang siapa yang bisa menjelaskan solusi dua negara itu seperti apa? Hanya ada Israel dan yang lainnya hidup berdasarkan kontrol Israel.

Jadi apa artinya solusi dua negara? Tidak ada.

Orang-orang harus mengerti para pencuri itu merampas lahan kami dan karena dukungan Amerika Serikat, negara adidaya, mereka seakan berhak menentang hak kami untuk hidup di rumah kami sendiri.

Sejauh ini, tidak ada juga pihak yang bisa menjelaskan bagaimana pandangan Israel soal solusi dua negara. Apakah Israel siap mengakui pendirian negara Palestina bahkan pada 1967 lalu? Saya berbicara soal negara Palestina seluas 18 persen tadi.

Kami adalah pemilik lahan, pemilik sah lahan tersebut. Hanya karena dukungan negara adidaya, para pencuri itu berani tak mengakui Palestina.

AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump bahkan mulai berubah dengan mengatakan tidak ada yang namanya solusi dua negara. Sekarang Trump hanya sejarah, AS dipimpin seorang presiden yang katanya demokrat, Joe Biden.

Kami berharap Biden akan membatalkan seluruh langkah dan kebijakan Trump dan kembali mendukung solusi dua negara. Tapi apa yang kami lihat sejauh ini tidak ada yang berubah.

Keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel masih tetap diterapkan. AS juga tak membatalkan relokasi kedutaannya dari Yerusalem kembali ke Tel Aviv. Mereka bahkan tidak berbicara sedikit pun soal kejahatan Israel dalam perang 11 hari Mei lalu.

AS hanya mengatakan bahwa mereka berdiri bersama Israel yang memiliki hak untuk mempertahankan diri seperti hak tersebut hanya untuk Israel saja dan tidak ada pihak lain yang bisa memiliki hak melindungi diri sendiri.

Jadi apakah Hamas masih percaya komunitas internasional bisa membantu memperjuangkan hak Palestina?

Komunitas internasional berarti kita berbicara PBB. Mereka memiliki ratusan resolusi melawan Israel. Tapi tidak ada satu pun yang bisa diimplementasikan. Mereka tidak punya gigi, tidak punya kekuatan untuk mempraktikannya.

Amerika memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB dan selalu mendukung narasi Israel, tidak pernah bisa mencoba untuk mendengar kami, Palestina, bahkan suara komunitas internasional dalam konflik ini.

Karena itu, kami percaya bahwa solusi yang ada saat ini, solusi dua negara atau satu negara, cocok karena satu alasan, Israel, si pencuri, tidak siap bekerja sama dan sayangnya mereka senang dengan dukungan AS.

Karena itu konflik ini tidak pernah selesai dan menyebabkan Palestina hanya memiliki satu pilihan yaitu memberontak demi mempertahankan diri sendiri.

Komunitas internasional lemah untuk menekan dan mendorong Israel.

(rds/dea)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER