Kesepakatan damai Israel-Palestina baru bisa tercapai jika kedua belah pihak mau berkompromi dan sepakat. Apakah Hamas masih mau mempertimbangkan menjalin hubungan baik dengan Israel?
Ini bukan keputusan yang diambil oleh organisasi kami. Hamas mewakili lebih dari 60 persen warga Palestina yang mendukung pada pemilu 2006 lalu. Pemilu tersebut disaksikan komunitas internasional.
Kedua, terutama sejak pertempuran 11 hari di mana pasukan Israel menggempur Gaza, masyarakat Palestina telah menggelar referendum terkait apa yang harus dilakukan terkait program politik bagi masa depan kami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar dari mereka masih berada di jalanan menyerukan satu slogan, 'Israel harus pergi karena tidak ada tempat bagi kriminal penyerang di antara kami'.
Warga Palestina termasuk Hamas, Jihad Islam, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), non-PLO, semua menentang kejahatan Israel.
Kami semua menuntut satu hal dari komunitas internasional, kapan mereka akan mengintervesi dan membantu menghentikan pertumpahan darah bangsa Palestina?
Ini pandangan negara kami. Ada sekitar dua juta warga Palestina tinggal di area 1948 atau area yang diduduki Israel. Selama 73 tahun mereka hanya boleh berkomunikasi dengan Bahasa Ibrani, tidak diizinkan berbicara Bahasa Arab.Dilarang pergi ke sekolah Muslim dan ke masjid.
Israel dan komunitas internasional salah sangka, bahwa warga Palestina-bangsa Arab Israel-telah berubah dan identitas mereka berubah.
Yang kami lihat dua juta warga Arab Israel itu masih berdemonstrasi menentang Israel yang melakukan kejahatan terhadap warga Palestina di Yerusalem, Gaza, dan wilayah lainnya.
Ini suara bangsa Palestina. Lihat lah Tepi Barat, korban sipil berjatuhan karena dibunuh secara sengaja oleh pasukan Israel. Mereka bukan Hamas, bukan personel militer. Mereka rakyat biasa yang berada di jalanan.
Meski begitu, mereka tetap berdemo menentang Israel. Di Yerusalem, Masjid Al-Aqsa, Syeikh Jarrah, Silwan, orang-orang dirampas haknya oleh Israel, tapi mereka tetap berdemonstrasi dengan cara damai.
Para pedemo itu tidak memiliki senjata, roket, rudal, bahkan pisau, hanya berjuang dengan tangan mereka.