Filipina meningkatkan kewaspadaan setelah Kementerian Kesehatan melaporkan temuan 17 kasus Covid-19 varian Delta dalam beberapa waktu belakangan.
Wakil Menteri Kesehatan Filipina, Maria Rosario Vergeire, mengatakan bahwa dengan peningkatan kewaspadaan ini, pemerintah daerah harus memperketat penjagaan di perbatasan.
"Semua dalam waspada tinggi. Semua unit pemerintahan lokal sudah diinformasikan untuk waspada terhadap varian Delta di seluruh perbatasan. Tidak boleh ada ketidakseragaman penerapan pengendalian perbatasan," ujar Vergeire.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana dilansir Inquirer, Selasa (22/6), Vergeire melontarkan pernyataan ini setelah Kemenkes menerima laporan tambahan empat kasus Covid-19 varian Delta dari luar negeri.
Dengan penambahan tersebut, Filipina sudah melaporkan 17 kasus Covid-19 varian Delta, 15 di antaranya sudah sembuh, satu masih sakit, dan satu lainnya meninggal dunia.
Vergeire kemudian menegaskan bahwa Filipina sudah melarang pendatang dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, Oman, dan Uni Emirat Arab.
Ia menekankan larangan itu tidak akan dicabut setidaknya hingga 30 Juni mendatang demi mencegah penularan Covid-19 varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India dan kini sudah menyebar ke 91 negara lain.
Kemenkes Filipina juga mewajibkan orang-orang yang baru masuk ke negaranya untuk mengikuti karantina selama 10 hari di hotel. Mereka juga harus mengikuti tes Covid-19 di hari ketujuh setelah kedatangan.
Jika terbukti negatif Covid-19, orang yang masuk ke Filipina itu tetap harus melanjutkan karantina di rumah selama empat hari.
"Kita harus mematuhi aturan ini demi mencegah varian Delta masuk," kata Vergeire.
Saat ini, sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara juga tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat kemunculan varian Delta.
Di Eropa, sejumlah negara juga mengalami situasi serupa, salah satunya Inggris. The Guardian melaporkan bahwa 90 persen kasus Covid-19 baru di Inggris merupakan infeksi varian Delta.
(has)