AS Mulai Khawatirkan Ancaman Lonjakan Covid Varian Delta

CNN Indonesia
Selasa, 22 Jun 2021 06:50 WIB
Direktur CDC dan Direktur Institut Nasional AS untuk Penyakit Menular mulai mengkhawatirkan risiko lonjakan Covid akibat penularan varian delta di negara itu.
Ilustrasi. Dua warga Amerika Serikat mengenakan masker untuk mencegah diri menular atau tertular virus corona (Covid-19) beberapa waktu lalu. (AFP/Kazuhiro NOGI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian delta dari virus corona (Covid-19) kekinian akan menjadi jenis yang dominan dalam pandemi global yang telah berlangsung sejak tahun lalu.

Dan, memang mutasi varian yang kali pertama ditemukan di India itu pun telah terlihat dominasi penularannyanya di sejumlah negara Eropa hingga Asia dalam beberapa waktu terakhir.

Di Benua Amerika, kekhawatiran atas penyebaran varian corona ini pun mencuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya di Amerika Serikat (AS), di mana Pusat Kontrol dan Penyebaran Penyakit AS (CDC), sebanyak 6 persen dari total kasus Covid-19 aktif di Negeri Paman Sam merupakan varian delta.

Seperti dilansir USA Today, Direktur CDC, Rochelle Walensky mengatakan transmisi yang lebih tinggi dari varian delta bisa menjadikan mutasi virus ini menjadi strain dominan Covid-19 di Negeri Paman Sam dalam waktu dekat.

Sementara itu, Direktur Institut Nasional AS untuk Penyakit Menular dan Infeksi, Anthony Fauci, mengatakan perlu langkah preventif agar penularan Covid varian delta itu tak mendominasi di negara federal tersebut seperti yang terjadi di Inggris.

Sebagai informasi, sejauh ini, 90 persen kasus aktif corona di Inggris merupakan varian delta sehingga menyebabkan lonjakan penularan yang signifikan di sana.

"Kita tidak bisa membiarkan [dominasi penularan Covid varian delta] ini terjadi di AS," kata dokter Fauci seperti dikutip dari NPR, Senin (21/6).

Berbicara pada jumpa pers di Gedung Putih pada Selasa (15/6 lalu, Fauci memperingatkan bahwa varian delta corona juga bisa menjadikan penularan Covid-19 lebih parah dan risiko rawat inap di rumah sakit menjadi lebih tinggi.

Kabar baiknya, kata Fauci, vaksin yang sudah ada dan digunakan saat ini di AS diklaim bisa mencegah terinfeksi varian delta corona.

Sebuah studi baru dari Public Health England menunjukkan dua dosis vaksiN Pfizer-BioNTech 88 persen efektif terhadap penyakit simtomatik dari varian delta.

Atas rujukan studi tersebutlah, Presiden AS Joe Biden kemudian mendorong seluruh warga yang belum dan yang sudah menerima dosis pertama vaksin untuk segera merampungkan imunisasi secara menyeluruh.

Ia menggambarkan bila target vaksinasi gagal tercapai, bisa menjadi bom waktu bagi penyebaran varian delta corona di AS. Biden menggambarkan varian delta corona "lebih mudah menular, berpotensi lebih mematikan, dan sangat berbahaya bagi kaum muda."

Sebelumnya, pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan mengatakan varian delta dari virus corona akan menjadi jenis yang dominan secara global.

Selain Inggris, sejumlah negara di Eropa seperti Jerman dan Rusia juga tengah menghadapi lonjakan kasus corona. Dominasi varian corona juga ditemukan di India hingga Thailand.

Pun, di Indonesia, di mana angka penularan Covid-19 melonjak tajam sejak sepekan lalu.

(rds/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER