Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Kamis (24/6). Mulai dari media asing soroti kerusuhan dan vonis Rizieq Shihab hingga Taiwan serukan siap tempur lawan China.
1. Media Asing Soroti Kerusuhan dan Vonis Rizieq Shihab
Sejumlah media internasional turut mewartakan putusan Pengadilan Jakarta Timur yang menjatuhkan vonis 4 tahun penjara atas Rizieq Shihab, Kamis (24/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua kantor berita asal Amerika Serikat, Associated Press dan Reuters, menekankan bahwa vonis itu dijatuhkan atas Rizieq karena berbohong soal tes swab Covid-19.
Laporan Associated Press dan Reuters itu dikutip sejumlah portal berita asing lain, seperti Channel NewsAsia dan The Straits Times dari Singapura, juga koran The Washington Post dari AS.
Sementara itu, kantor berita asal Prancis, Agence France-Presse (AFP), menekankan soal kerusuhan antara polisi dan massa pendukung Rizieq.
2. Jarang Terjadi, Israel Kecam Perlakuan China ke Muslim Uighur
Israel turut mengecam China atas tuduhan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.
Israel juga mendukung seruan mendesak China mengizinkan akses tak terbatas ke wilayah Xinjiang guna menyelidiki dugaan pelanggaran HAM di sana.
Negeri Zionis itu menandatangani pernyataan bersama yang disampaikan di Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) usai diduga mendapat tekanan dari Amerika Serikat, Selasa (22/6).
Pernyataan tersebut dipresentasikan oleh Duta Besar Kanada Leslie Norton. Ia menyatakan prihatin dengan keberadaan pusat penahanan di Xinjiang, tempat ratusan ribu Muslim Uighur dan minoritas lainnya ditahan bahkan mengalami penyiksaan.
3. Taiwan Serukan Siap Tempur Lawan China
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan mereka perlu bersiap untuk kemungkinan terlibat konflik militer dengan China, mengingat intimidasi tak henti dari Beijing terhadap pulau itu.
Peringatan itu muncul usai Taiwan melaporkan serangan terbesar dari China, berupa 28 pesawat tempur, dan bomber pada pekan lalu yang dinilai sebagai pamer kekuatan.
"Sebagai pengambil keputusan Taiwan, kami tidak bisa mengambil risiko, kami harus siap," kata Wu kepada CNN, Rabu (23/6).
"Ketika pemerintah China mengatakan mereka tidak akan melepas kekuatannya, dan mereka melakukan latihan militer di sekitar Taiwan, kami lebih percaya bahwa itu nyata."
(dea)