Menilik Lonjakan Covid-19 di Indonesia dan India

CNN Indonesia
Senin, 28 Jun 2021 18:57 WIB
Indonesia dan India disebut tengah menghadapi gelombang kedua penularan Covid-19 yang lebih ganas akibat kemunculan varian Delta virus corona
Pemakaman jenazah Covid-19 di Bekasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Ketika pemerintahan Presiden Jokowi menerapkan berbagai aturan pembatasan pergerakan mulai dari istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, masih banyak masyarakat yang berupaya melanggarnya.

Sebagai contoh, di momen Lebaran 2021 yang jatuh pada 12 Mei lalu, masih banyak masyarakat yang berupaya mudik atau melakukan perjalanan keluar kota lain. Padahal, pemerintah melarang mudik Lebaran.

Belum lagi kerumunan di pusat-pusat perbelanjaan dan pasar tradisional jelang Lebaran. Beberapa hari menjelang Idul Fitri, pengunjung pasar Tanah Abang membeludak hingga 100 ribu orang. Pusat-pusat perbelanjaan lain di Ibu Kota Jakarta juga sesak penuh pengunjung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di hari H Lebaran, masyarakat pun masih banyak yang melakukan halal bihalal dengan keluarga dan kerabat. Alhasil sejumlah klaster halal bihalal pun terjadi.

Sebanyak 62 warga Dusun Ngemplong, Ubulmartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, terjangkit Covid-19 usai menghadiri acara halal bihalal.

Kerumunan lainnya juga terjadi ketika warga Madura menolak tes swab dan penyekatan Jembatan Suramadu hingga berbuntut menggeruduk Balai Kota Surabaya pada 21 Juni lalu.

Kerumunan juga terjadi ketika Pengadilan Jakarta Timur membacakan vonis penjara 4 tahun bagi pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pada Kamis pekan lalu. Ratusan pendukung Rizieq mendatangi PN Jaktim hingga sempat terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.

Selain itu, sistem kesehatan dan penanganan Covid-19 mulai dari sisi pelacakan (tracing), testing, maupun perawatan (treatment) juga belum sepenuhnya baik.

Saat kasus covid-19 tinggi di Januari lalu, tingkat ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Indonesia juga nyaris penuh. Belum lagi lahan makam untuk Covid, terutama di Jabodetabek yang makin menyempit.

Kini, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) sejumlah Rumah Sakit (RS) di kabupaten/kota, baik ruang isolasi maupun Intensive Care Unit (ICU) untuk perawatan pasien terpapar virus corona (covid-19) telah mencapai 100 persen.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 102 kabupaten/kota dengan tempat tidur isolasi dan 68 daerah dengan ICU Covid-19 masuk dalam kategori zona merah per 27 Juni 2021. Kategori zona merah RS didasarkan pada BOR yang sudah mencapai 80-100 persen.

Selain itu tingkat pemeriksaan Covid-19 menjadi salah satu yang terendah. Berdasarkan data Worldometer, tingkat testing Indonesia ada di peringkat ke-159 dengan kemampuan 70.698 pengujian per 1 juta populasi.

Hal itu menjadikan jumlah kasus penularan Covid-19 dan kematian bisa lebih tinggi dari yang terdata saat ini.

Tingkat vaksinasi yang rendah juga menambah rentan kondisi penanganan Covid-19 di Indonesia. Saat ini, berdasarkan ourworldindata.org, sebanyak 13 juta atau 4,8 persen total penduduk Indonesia telah melakukan vaksinasi lengkap.

Setidaknya, 23,05 persen dari total 273 juta penduduk telah menerima dosis pertama vaksin.

(rds/dea)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER