1 Abad Partai Komunis China dan Kejayaan Negeri Tirai Bambu
Partai Komunis China merayakan hari jadinya yang ke 100 tahun hari ini, Kamis (1/7).
Presiden China Xi Jinping merayakan seratus tahun Partai Komunis China berdiri dengan mengatakan bahwa tak ada lagi negara yang dapat merundung Negeri Tirai Bambu.
"Era China dirundung dan menjadi korban sudah berakhir selamanya," ujar Xi disambut sorak-sorai pendukung Partai Komunis China yang berkumpul di Tiananmen Square pada Kamis (1/7) pagi.
Ia kemudian berkata, "Siapapun yang berani melakukan itu [merundung China], kepalanya akan berdarah dihantam ke Tembok Besar yang ditempa dengan baja oleh 1,4 miliar warga China."
Partai yang berdiri sejak 1921 itu bermula sebagai gerakan bawah tanah untuk revolusi. Kini, 1 abad kemudian, Partai Komunis China (CCP) berhasil menguasai China, salah satu negara adidaya dengan penduduk terpadat di dunia tersebut.
Pembentukan partai bermula ketika sejumlah aktivis penganut Marxist di seluruh negeri membentuk kelompok-kelompok lokal sekitar awal 1921.
Pada 23 Juli 1921, para perwakilan organisasi-organisasi tersebut menggelar kongres perdana pendiri Partai Komunis China.
Salah satu tokoh yang hadir adalah Mao Zedong, pendiri sekaligus mantan presiden China.
Beberapa tahun kemudian, Mao dan tokoh revolusioner lain mulai menetapkan hari jadi CCP. Karena para petinggi CCP tak ingat tanggal persis partai didirikan, Mao akhirnya menetapkan 1 Juli sebagai peringatan partai berdiri setiap tahunnya.
Jejak CCP Menguasai China
Tak lama setelah Perang Dunia II berakhir, perang sipil China pecah di mana CCP dan tokoh komunis revolusioner lain berupaya melawan pemerintah nasionalis. Akibat korupsi dan keruntuhan ekonomi, pemerintah nasionalis China pun akhirnya runtuh di bawah serangan gencar komunis.
Pada 1949, CCP yang dipimpin Mao berhasil memenangkan perang sipil China dan menguasai daratan Tiongkok, meninggalkan pemerintah nasionalis yang dipimpin koalisi partai Kuomintang (KMT), hanya dengan sisa wilayah kekuasaan yang terdiri dari Taiwan, Hainan, dan pulau di sekitarnya.
Pada 1 Oktober 1949, Mao secara resmi mendeklarasikan pembentukan Republik Rakyat China (RRC).
Sementara itu, akibat kalah perang, KMT dan para pendukungnya yang mengungsi ke Taiwan mendirikan Republik China yang kini dikenal dengan Taiwan.
Sejak itu, konflik antara China dan Taiwan pun muncul hingga saat ini.
Setelah mendirikan RRC, Partai Komunis China mendominasi setiap organ kekuasaan negara, termasuk di level eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga angkatan bersenjata. CCP bahkan menjangkau hampir setiap sudut kehidupan publik China.
Komite partai tingkat tinggi CCP juga mengontrol pembuatan kebijakan, mengungguli kewenangan kementerian pemerintah. Anggota partai CCP sebagian besar juga menjabat staf lembaga pemerintah dari Ibu Kota Beijing ke kantor-kantor desa di penjuru China.
Baca juga:China: Kemerdekaan Taiwan Berarti Perang |
Tak hanya itu, mereka turut memimpin perusahaan milik negara dan mengawasi kelompok-kelompok sipil dan agama, kamar dagang, hingga serikat pekerja.
Peraturan CCP mengharuskan semua organisasi di China dengan tiga atau lebih anggota untuk mendirikan sel partai CCP. Hukum China juga mengharuskan perusahaan yang memenuhi syarat wajib mendirikan organisasi partai CCP dan memfasilitasi kegiatan mereka.
Mengutip koran The Wall Street Journal, kini CCP menjadi salah satu partai politik terbesar di dunia dengan lebih dari 95 juta anggota. Di awal berdiri, CCP hanya terdiri dari 50 orang saja.
Ideologi awal pembentukan CCP didorong oleh adalah menyerukan penggulingan kaum borjuis dan pembentukan masyarakat tanpa kelas.
Hari ini, 100 tahun setelah CCP berdiri, partai tersebut juga masih menggambarkan "realisasi komunisme" sebagai cita-cita tertinggi organisasi.
Namun, dalam praktiknya, para pemimpin partai telah lama menganut metode kapitalis dan mendorong kewirausahaan untuk memberikan kemakmuran ekonomi yang mereka anggap penting untuk mempertahankan sistem partai tunggal di China.
Perubahan cara pandang ini digagas oleh Deng Xiaoping, pemimpin tertinggi CCP pada akhir 1970-an. Ia mengubah orientasi partai dari revolusi ke modernisasi dengan memperkenalkan reformasi gaya pasar untuk merevitalisasi ekonomi Negeri Tirai Bambu.
(rds/dea)